Mohon tunggu...
Jauhary Fahmi
Jauhary Fahmi Mohon Tunggu... -

Bicara Objektif Lewat Coretan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Habis Gelap "Semoga Cepat" Terbitlah Terang

21 April 2012   03:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:20 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Habis Gelap Terbitlah Terang, mungkin kata-kata ini selalu dekat dan melekat di pikiran kita, karna setiap kita mendengar untaian kata yang punya makna luar biasa itu, kita selalu diingatkan oleh sosok yang sangat luar biasa juga, turunan bangsawan yang sudah menjadi bagian penting dalam perjuangan bangsa ini, terutama memperjuangkan hak-hak kaum dan golongan yang sangat mulia, Wanita.

Raden Ajeng Kartini, kelahiran Jepara 21 April 1879 silam, adalah seorang perempuan yang dikenal sebagai pelopor kebangkitan prempuan pribumi terhadap perlakuan nista bangsa yang berwajah asing. Meskipun terlahir dari kalangan priyayi dan terhormat, putrid seorang bupati jepara dengan nama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat tak membuat lakon dari seorang raden ajeng setinggi kedudukannya. Beliau tetap merakyat dan duduk selaras dengan wargannya. Sungguh sosok negarawan yang sangat dirindu oleh bangsa ini. Putrid ke 5 dari sebelas bersaudara ini pernah memekikan sebuah kata-kata penuh makna dalam tulisannya, “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Kata-kata ini sungguh sangat besar maknannya, tergantung dari mana kita menguak sisinnya, mari kita telisik makna harfiahnya kira-kira mengandung pengertian yang berdimensi waktu dan alamiah saja. Sesudah pagi pasti kita akan bertemu siang dan sesudah siang kita akan bertemu malam. Siklusnya seperti itu dari waktu ke waktu. Demikian pula di saat malam yang gelap, sesuai hukum alam kita akan berjumpa dengan suasana pagi dan siang dalam suasana yang terang benderang.



Manakala habis gelap terbitlah terang kita tempatkan posisinya sebagai sebuah cita-cita yang sekaligus mempunyai nilai sebagai sebuah pengharapan, maka cita-cita itu menjadi sesuatu yang bersifat universal. Rasanya semua kita memiliki cita-cita dan pengharapan seperti itu. Kalau tidak, apa jadinya kalau manusia yang hidup di dunia hanya sekali tidak menyemangati dirinya dengan cita-cita dan pengharapan habis gelap terbitlah terang. Minimal ada semangat untuk memperbaharui hidup kita sendiri.



Renew Your Lifekata Dr Muhammad Al-Ghazali. Secara fitrahnya, manusia selalu ingin memulai lembaran baru dalam kehidupannya. Inilah sebuah pengharapan yangnaturalsaja. Kalau tidak berarti kita akan selalu berada dalam posisistatus quo. Bisa jadi kita akan hidup di alam yang gelap terus terusan dannggakpernah mengalami hidup yang mencerahkan. Revolusi melawan penjajah adalah bentuk perlawanan fisik bangsa Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan abadi sebagai negara bangsa untuk dapat berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.



Pada hakekatnya bangsa ini mempunyai pengharapan luar biasa sejak kelahirannya, para tokoh-tokoh yang membidani kelahiran bangsa ini mempunyai pengharapan tak terbatas tentang genarasi yang akan datang, pengharapan yang mereka anggap sebagai penerangan pasca mereka mengalahkan kegelapan selama ratusan tahun yang lalu. Orde lama, awal mula bangsa ini mulai bermimpi untuk menemui sisi terangnya, tapi ta seindah dan semudah yang di bayangkan, orde lama menjadi objek politisasi partai-partai komunis, perang saudara terjadi dimana-mana, dan campur tangan bangsa-bangsa yang berwajah asing masih Nampak di timur nusantara, apakah kita mendapatkan penerangan? Masih belum, orde baru pun tenggelam dengan kegelapannya.

Kita memasuki ke masa kedua terhadap perjalanan bangsa ini, “Orde baru”. hakekatnya masa ini mempunyai cita-cita luhur untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, yang konteksnya agar kita dapat memiliki kapasitas yang memadai untuk dapat melaksanakan pembangunan, baik yang berdimensi sosial, politik, ekonomi, budaya dan pertahanan keamanan. Tapi dimasa ini, dictator begitu meraja lela, rakyat-rakyat begitu terkekang, kebebasan media masa di intervensi, berkarya terbatasi, dan bicara sama dengan mati. Gelapkah? Ya masih gelap.

Orde reformasi, di mana dengan semangat habis gelap terbitlah terang, negara ini telah menjadi negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan pada saat yang sama telah berhasilmelaksanakan desentralisasi di bidang politik pada tahun 1999.

Menjadi pertanyaan bagi kita semua, sudahkah cita-cita dan pengharapan agar negeri ini bisa keluar dari lorong kegelapan menuju jalan yang lebih terang benderang dan keadaanya menjadi lebih baik dari sebelumnya? Kita harus jujur menjawabnya sudah terjadi dan terus berproses.

Kita harusfairdalam memberikan penilaiannya. Di bidang politik kita telah dapat membangun kehidupan politik yang demokratis dan telah melaksanakan sistem pemerintahan yang terdesentralisasi.De facto de juredemikian posisinya. Inilah cahaya terang dalam kehidupan politik. Tapi di balik itu masih dapat kita nilai bahwa di bidang politik sayangnya masih ada titik-titik kegelapan, yaitu perilaku politik para elitenya masih berorientasi pada cara berpikir politik pragmatis dan transaksional yang bermuara pada kegiatan “KORUPSI BERJAMAAH”, hanya system yang menjadi lebih baik, tapi mental para elite negeri ini masih sangat terjerembab di kolong kegelapan.

Di wilayah ini banyak hal yang harus dilakukan upaya perbaikan agar para elite politik kita berfikirnya menjadi seorang negarawan yang berperilaku jujur dan mengabdi untuk kepentingan rakyat. Di bidang ekonomi juga belum sepenuhnya terang benderang, tapi harapan ke arah itu sudah di depan mata kita. Terang yang terbit dalam kehidupan ekonomi harus diarahkan agar kepentingan nasional dalam pengelolaan sumber daya menjadi lebih diutamakan yang berlandaskan pada demokrasi ekonomi.

Di bidang hukum rasanya belum bisa kita kategorikan sebagai yang telah berhasil keluar dari lorong-lorong kegelapan. Buktinya kita masih dibayang-bayangi oleh ketidak pastian hukum, mafia hukum dan hukum ditegakkan secara tebang pilih. Hukum belum menjamin keadilan bagi sekelompok masyarakat, terutama yang berpekara di peradilan. Kelewat banyak angka merah dikehidupan hukum kita. Terutama prilaku orang-orang senayan yang menjadi wakil kita, hokum dianggap remeh oleh mereka, bahkan nyeleneh dari akal logis manusia. Sudah sedikit muak saya bicara tentang hokum di Indonesia, hamper tak ada prestasi yang bisa di rasa, kecuali sidak-sidak magis Denny Indrayana.

Tapi percayalah saatnya akan tiba pembangunan hukum di Indonesia akan bisa keluar dari lorong hitam yang gelap gulita penuh misteri dan menuju jalan terang yang bisa menjamin kebenaran dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Di bidang kebudayaan, rasanya juga gelap gulita. Katanya negeri ini sampai sekarang belum memilki kebijakan negara di bidang kebudayaanala makkasihanamat. Jangan-jangan memang tidak diperlukan adanya kebijakan khusus yang mengatur bagaimana berkebudayaan di republik ini.

Barangkali sudah saatnya para legislator kita membuat RUU tentang Kebudayaan. Negeri ini sangat kaya memiliki kebudayaan dari Sabang sampai Merauke, jangan sampai budaya kita yang luhur bernilai tinggi diakui sebagai budaya bangsa lain. Kesimpulannya, kita semua ingin hidup menjadi lebih baik dan tidak mau terbelenggu dalam lorong-lorong kehidupan yang gelap gulita. Terang benderang dalam kehidupan harus menjadi realita.

Habis Gelap Terbitlah Terang harus bisa kita jadikan tagline dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kemuliaan dan kesuksesan, akan tetap menjadi impian indah yang menghiasi kita semua. Kisah penciptaan manusia mengisyaratkan, bahwa Tuhan menciptakan manusia adalah untuk memuliakan dan menghargai, bukan untuk menghinakan manusia dan mempersiapkan manusia sebagai pemimpin dunia, bukan untuk menjatuhkan martabat manusia.

Rasanya menjadi tidak adil kalau manusia yang diberi amanah sebagai pemimpin dunia tidak melaksanakan misi kemanusiaan yaitu membebaskan manusia terbebas dari belenggu kebodohan, kenistaan, kemiskinan dan lain sebagainya. Misi utama dari cita-cita Habis Gelap Terbitlah Terang hakekatnya adalah melaksanakan misi kemanusiaan untuk memanusiakan manusia menjadi yang berilmu, berbudi luhur dan berahlaq mulia.

Khusus kepada para pemimpin, pesan habis gelap terbitlah terang harus menjadi obsesinya untuk melakukan ishlah (perbaikan masyarakat) agar terbebas dari jebakan di lorong yang gelap. Jika para pemimpin rakyatnya melakukan kebaikan maka kerjakanlah lebih dahulu. Demikian pula jika menyuruh menjauhi kemungkaran, maka terlebih dahulu menjauhi. Kalau sudah demikian, mudah-mudahan negeri ini bisa mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Habis Gelap Terbitlah Terang.

Selamat Hari Kartini, “Habis Gelap Semoga Cepat Terbitlah Terang”

@JauharyFahmi12

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun