Barangkali, aku memang bukanlah seorang penulis atau bisa dikatakan tidak layak disebut penulis, walaupun setiap hari, sehari-hari pekerjaanku berhubungan dengan tulisan. Mulai dari membaca tulisan hingga menuliskan kembali tulisan yang dibaca tadi. Bukan hanya satu atau dua macam tulisan yang dihadapi, tetapi bermacam-macam tulisan, dari surat-menyurat, sertifikat, makalah, hingga skripsi.Â
Mulai dari tulisan tangan yang kadang susah untuk dimengerti dan diterjemahkan hingga yang ditulis (diketuk) dengan komputer.
Jadi, pada dasarnya, menulis dalam keseharianku bukanlah semata hobi, tapi merupakan tuntutan peran, yang memang harus dijalankan. Tanpa menulis aku bukanlah siapa-siapa dan juga tidak akan mendapatkan apa-apa alias pengangguran.
Tapi, walaupun setiap hari berhadapan dengan tulisan, tulisan-tulisanku masih sangat jauh dari kata berkualitas dan dari kaidah-kaidah kepenulisan yang semestinya. Berbanding terbalik dengan dua saudaraku, yang memang fokus menekuni dunia kepenulisan, adikku yang fokus dengan cerita bersambung dan novel, kakakku yang sudah beberapa kali menerbitkan buku cerita daerah.
Jujur, aku masih sangat kesulitan untuk menguraikan ide-ide yang ada di dalam atau melintas di pikiran. Entahlah, mungkin karena sudah terbiasa menuangkan ide ke dalam tuli-tulisan singkat atau memang akunya yang kurang minat dan motivasi dalam menulis, kecuali karena tuntutan peran tadi. Entahlah.
Muara Bangkahulu, 3 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H