Seorang penyair masuk ke dalam matanya sendiri,
menuju ruang ingat, lewat kata-kata, dia sebut puisi.
Tak banyak yang dia temui,
hanya dirinya sendiri menapaki jalan-jalan yang panjang teramat,
berliku, tak ada yang lain melintasi, adalah jalan sunyi;
pula kepingan-kepingan kenangan,
terserak begitu saja tak beraturan, dibuang sayang.
Yang lain, ada memang, tidak seberapa,
sekadar lewat, itulah pernak-pernik duniawi.
Cinta? "ah, itu tak aku temukan di sana" katanya,
sengaja mungkin disembunyikan, sedikitpun belum kepastian.
Nafsu? "tak nampak banyak" jawabnya,
mungkin sembunyi di balik kepingan-kepingan kenangan,
tak ingin dilihat, aib diri.
Muara Bangkahulu, 19 Juli 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI