Mohon tunggu...
Jansori Andesta
Jansori Andesta Mohon Tunggu... Wiraswasta - aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Wajah Bumi Kian Mengernyit

21 Juni 2023   16:14 Diperbarui: 21 Juni 2023   16:20 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

wajah bumi kian mengernyit
letih terjungkat-jungkit
hilang gunung hilang bukit
berganti gedung menjulang langit
tiada pamit
udara panas kini bersuit
terik menggigit
wabah-wabah berjangkit
lekat abu campur debu gesit berdesit

dan kini
di ruang napas kian sempit
orang-orang pula saling belit
saling himpit
saling gigit
lupa segala wangsit
rupa kesalahan saling ungkit
yang benar terjepit
yang salah pandai berkelit

entah demi status elit
entah demi nikmat yang legit
entah demi angka berdigit-digit

Baca juga: Puisi: Jalan Sunyi

entahlah
semakin pikir semakin rumit
semakin pula menambah perit
sedang dapur sendiri menuntut irit
sebab kantong serupa ripit
letih badan dikejar tagih hingga terbirit
pun dalam hati hendak menjerit
terkatup mulut bagai berjahit
simpuh terbesit

ya, wajah bumi kian mengernyit
letih terjungkat-jungkit
nyatakan sakit

Muara Bangkahulu, 21 Juni 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun