aku melihat hujan, turun tidak merata
di luas laman pekarangan rumah
sebagian laman disapa deras hingga
limpah kemana-mana
nyaris hanyutkan apapun yang dilaluinya
sebagian sedang-sedang saja
tidak terlalu deras aru rasa
cukup untuk kembali menyuburkan bunga-bunga
sebagian lagi entah mengapa
seakan enggan, sedikitpun hujan tiada menyapa
terbiar kering ia dengan rekah-rekah tanah
aku melihat hujan, mengamati setiap tetesnya
dari beranda sembari membaca tanda-tanda
ah, ini pikirku jadi ngembara
ingat tertuju pada negeri nun di sana
yang keindahannya terkenal hingga kemana-mana
dengan beragam warna
beragam corak yang menghiasinya
tapi, seperti hujan di laman pekarangan rumah
pembangunannya belum merata
kesenjangan terlihat begitu nyata
yang entah, tiada tahu pasti apa sebabnya
seakan ada kata mengkasta di sana
sebagian daerah berbangga
dengan segala kemegahan yang ada
selayak brahmana dan kesatria, gagah dan terlihat mewah
sebagian terlihat biasa saja
dengan pembangunan yang berjalan sewajarnya
serupa waisya, dengan beragam produk dagangannya
sedang sebagian lainnya
terlihat begitu malu menampakkan wajah
merasa diri tiada pantas tampil ke muka
dengan segala kekurangan-kekurangan yang ada
seumpama sudra, nyaris tiada daya dan tak punya apa-apa
ya, aku melihat hujan, turun tidak merata
di luas laman pekarangan rumah
nanar, tersandar sudah
Bengkulu, 08 November 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H