Mohon tunggu...
Jansori Andesta
Jansori Andesta Mohon Tunggu... Wiraswasta - aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dan Hujan yang Mengkasta

8 November 2019   08:11 Diperbarui: 8 November 2019   08:09 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku melihat hujan, turun tidak merata
di luas laman pekarangan rumah

sebagian laman disapa deras hingga
limpah kemana-mana
nyaris hanyutkan apapun yang dilaluinya
sebagian sedang-sedang saja
tidak terlalu deras aru rasa
cukup untuk kembali menyuburkan bunga-bunga
sebagian lagi entah mengapa
seakan enggan, sedikitpun hujan tiada menyapa
terbiar kering ia dengan rekah-rekah tanah

aku melihat hujan, mengamati setiap tetesnya
dari beranda sembari membaca tanda-tanda

ah, ini pikirku jadi ngembara
ingat tertuju pada negeri nun di sana
yang keindahannya terkenal hingga kemana-mana
dengan beragam warna
beragam corak yang menghiasinya
tapi, seperti hujan di laman pekarangan rumah
pembangunannya belum merata
kesenjangan terlihat begitu nyata
yang entah, tiada tahu pasti apa sebabnya

seakan ada kata mengkasta di sana
sebagian daerah berbangga
dengan segala kemegahan yang ada
selayak brahmana dan kesatria, gagah dan terlihat mewah
sebagian terlihat biasa saja
dengan pembangunan yang berjalan sewajarnya
serupa waisya, dengan beragam produk dagangannya
sedang sebagian lainnya
terlihat begitu malu menampakkan wajah
merasa diri tiada pantas tampil ke muka
dengan segala kekurangan-kekurangan yang ada
seumpama sudra, nyaris tiada daya dan tak punya apa-apa

ya, aku melihat hujan, turun tidak merata
di luas laman pekarangan rumah

nanar, tersandar sudah

Bengkulu, 08 November 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun