tempo hari ada orang yang muntah-muntah
ada banyak katanya
di sana, di kapal yang sempat ditumpanginya
"sudahlah, tak perlu heboh tak usah pula menduga-duga
itu mabuk laut namanya."
katamu pula, sederhana tanpa rasa prasangka
dan aku manggut-manggut saja
tanpa bantah
tempo hari
ya, tempo hari
dan kali ini ada laut pula yang muntah-muntah
menumpahkan nyaris seluruh isinya
ke daratan
menghantam apa-apa yang ada di sekitarnya
tak urung manusia
"hmmm, mungkin gejala alam semata
seperti rontoknya daun-daun kita saat kemarau tiba"
jawab sebatang akasia
terdengar bijaksana
dan aku, akupun setuju-setuju saja
aku tidak tahu apa-apa
"tidak, aku rasa tidak begitu adanya
aku rasa ini karena ulah manusia
dengan segala tingkah segala sumpah
juga segala sampah yang dibuang seenaknya saja
tanpa rasa bersalah"
bantahmu bernada marah, dengan segala duga
yang entah pada kebenarannya
dan aku
ah, aku masih tetap sama
tetap setuju-setuju saja pada semua
"maaf semua, sepertinya akupun akan muntah"
teriak gunung diseberang sana
tiba-tiba
tanpa aba-aba
dan kita, hanya saling pandang
tanpa bisa berbuat apa-apa
"ah, sudahlah" keluhku
pasrah
Bengkulu, 21 November 2018