seabad hampir, itu membosankan tuan
hidup di antara slogan-slogan
berpayung janji-janji kesejahteraan
berdinding kata-kata pembangunan
berlantai angan-angan tentang pemerataan
belum merdeka masih, kami rasakan tuan
terjajah oleh kepentingan-kepentingan
pribadi - juga golongan
tuan-tuan berlisan manis menggiurkan
harap simpati mengatasnamakan kerakyatan
sirine yang berlengkingan, seremonial tahunan
sebagai tanda detik-detik kemerdekaan
tiada ubah sebagai suara peringatan
darurat bencana menuntut kami lari berhamburan
tunggang langgang mencari aman
nyanyian lagu-lagu kemerdekaan
juga sorak sorai kegembiraan
senada kini suara tangis anak-anak kami
sehari-hari, berhari-hari menahan lapar
dan juga sakit yang berkelanjutan
seabad hampir, itu membosankan tuan
lagi aku sampaikan
harap kiranya tuan memaklumkan
Bengkulu, 17 Agustus 2016
Puisi ini ditulis untuk berpartisipasi dalam event Bulan Kemerdekaan RTC.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H