masih dan masih
hanya kupendamkan butir-butir perasaan
hingga mengkristal ia
serupa pada mutiara di kedalaman danau
hijau di bawah naung rimbun daunan
tenang yang entah akan terselam
bukan tiada ingin
bukan pula berteman dengan kata enggan
hanya lidah tiada daya
walau berucap sebatas gurau
seakan malu bercampur ragu menjadi beban
beratkan lisan hingga tenggelam
ya, bukan tiada ingin
bukan pula berteman dengan kata enggan
jadi, biarkan kini
dengan puisi kucoba untuk melukiskan
pun dengan sederhana
sebatas mampu mengungkap kilau
keindahanmu yang kusara sungguh mengagumkan
jauh segala resah jauh segala suram
masih dan masih
sekali lagi
sekali ada tiada dapat untuk terkatakan
hingga kini, entah sampai kapan
Bengkulu, 19 Juli 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H