Mohon tunggu...
Jansori Andesta
Jansori Andesta Mohon Tunggu... Wiraswasta - aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kesedihan Sebuah Masjid Tua

13 Juli 2016   19:20 Diperbarui: 13 Juli 2016   19:23 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

masjid sepi - wicaksono1987.wordpress.com

panggilan-panggilan itu masih serupa

tiada ubah

tiada akan pernah berubah

hingga ke akhir penutup segala masa

pun berulang berganti bulan menempatinya

ya, Ramadhan kali ini berlalu sudah

undur diri dan ngembara bertahun lama

dan itulah memang jadi biang gulana

kesedihan mendalam sebuah masjid tua

dengan kubah yang berwarna kusam termakan usia

wajah-wajah yang ramai bermunculan ketika Ramadhan tiba

menyemarakkan setiap malam-malamnya

kini telah ikut berlalu pula

menghilang satu-persatu kemana entah

seakan ditelan begitu saja oleh rupa kesibukan dunia

hingga, hening itulah hanya menjadi tanda

melekat erat menghias hari-harinya

nyaris tak lagi ada tilawah dan semarak ibadah

nyaris tak ada lagi tabligh ilmu agama

kecuali hanya hari tertentu yang itu-itu saja

sekali lagi, panggilan-panggilan itu masih serupa

tiada ubah

tiada akan pernah berubah

hingga ke akhir penutup segala masa

pun berulang berganti bulan menempatinya

tapi, lagi dan lagi

hening itulah hanya kembali menjadi tanda

wujud keberadaannya

Bengkulu, 13 Juli 2016

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun