Mohon tunggu...
Jansori Andesta
Jansori Andesta Mohon Tunggu... Wiraswasta - aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sehelai Daun Jatuh di Pekarangan

22 Mei 2016   07:15 Diperbarui: 22 Mei 2016   12:09 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Daun_diambil dari Arsip Pribadi

sehelai daun jatuh di pekarangan

rapuh menguning jasad

hilang hayat

hilang segala hajat

tak satu jua tangan sudi mengangkat

berkubang tanah dan pasir basah

berteman hanya seekor lalat

tiada pernah sekali ada akan dikenang

hijau yang ada kemarin

saat diri masih menghias dahan

memberi rindang

memberi teduh dan nafas kesejukan

pada segala kicau segala decak segala lenguhan

yang berharap naungan

dari segala gerah

segala panas yang mungkin menyapa badan

tiada pernah jua sekali ada akan diindahkan

setiap tanda dan kata isyarat

yang hendak disampaikan

pada segala hayat

segala gerak yang lalu lalang

dengan beragam niat beragam kepentingan

bahwa semua yang memiliki awalan

pastilah akan bertemu akhir

yang suka tak suka akan sama dirasakan

sampah. itulah hanya sapaan didapatkan

menyemak mata

mengganggu setiap pandangan

jadi aib jua yang tiada diharapkan

untuk ditimbun mungkin

dibakar di dalam liang pembuangan

atau segera akan disingkirkan

jauh dari segala pandang segala jangkauan

ya, sehelai daun jatuh di pekarangan

rapuh menguning jasad

hilang hayat

hilang segala hajat

tak satu jua tangan sudi mengangkat

berkubang tanah dan pasir basah

berteman hanya seekor lalat

serupa itulah mungkin

yang pernah ada sama kita rasakan

kawan

Bengkulu, 22 Mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun