[caption id="attachment_383592" align="alignnone" width="431" caption="gambar: Arsip Pribadi"][/caption]
wahai, rindu berpeluk kini
dengan untaian kata-kata bertali
yang kau rangkai
sepenuh hati
bukan dipaksa dengan petakan-petakan rasa
yang sekali tiada engkau pahami
di sini berharap masih
terayun anggun lentik jemari
bermain dan menari
bersama deretan huruf
angka, jua lambang terpilih
yang ‘kan bisikkan beragam arti
hadirlah pun mungkin hanya sekali
sesaat hadirkan serangkai diksi
pada beranda
pada dinding-dinding hari
yang terasa dingin kini
dan sepi
bila akhirnya tiada lagi
mesra perjumpaan
yang ada pernah kita nikmati
dengan rima
dengan nada penyampai pesan di hati
harus kau tahu masih ada hasrat berkasih di sini
ya, rindu berpeluk kini
dengan untaian kata-kata bertali
darimu
semakin hari terasa semakin jadi
harap kau mengerti
kasih, puan pujaan dendaman hati
Bengkulu, 14 Mei 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H