Mohon tunggu...
Jansori Andesta
Jansori Andesta Mohon Tunggu... Wiraswasta - aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Lagi-Lagi, Sekali Lagi Nenek Kena Bui

24 Maret 2015   15:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:06 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

nenek meri Dituntut 5 Bulan Penjara, 10 Bulan Masa Percobaan

sumber gambar: harianterbit.com

nenek lagi, nenek lagi
lagi-lagi nenek yang kena bui
seorang wanita tua tiada berpangkat
apa lagi bergaji pasti
bahkan energi pun nyaris tiada lagi

lihat wajahnya, begitu pasrah dan sedih
tak terbayang nasibnya nanti
di balik dinginnya jeruji
sedang raga kini sudah semakin ringkih
termakan usia yang telah dilalui

hanya karena petasan, begitu aku tahu sampai saat ini

sungguh sebuah alasan yang tiada arti
bagi seorang tua yang tiada mengerti akan hukum negeri
hukum yang begitu mudahnya berganti
dan berganti
terkesan demi kepentingan pribadi

nenek lagi, nenek lagi
mengapa lagi-lagi harus nenek yang kena bui
apakah tidak ada yang lain lagi
atau mungkin ini hukum memang tak ‘bertaring' lagi
hingga hanya berani pada mereka yang tak lagi punya gigi

aku tahu nenek salah, jual petasan itu dan ini
tapi aku rasa tak harusnya begini, tak seharusnya nenek dibui
sebab di sana-sini
ada banyak masalah yang harusnya segera ditangani
terbengkalai sama sekali

ya, ya, ya
lagi-lagi sekali lagi nenek yang kena bui
jadi bukti
betapa loyo dan layunya hukum negeri

Bengkulu, 24 Maret 2015
dalam keprihatinan pada hukum negeri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun