Mohon tunggu...
Jansori Andesta
Jansori Andesta Mohon Tunggu... Wiraswasta - aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senyummu Tertinggal di Daun Pintu

8 Oktober 2014   01:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:59 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sumber gambar: auliya-isthy.blogspot.com - Kulihat senyummu tertinggal di daun pintu lengkung melambai terpaan angin mengendap dari ranting-ranting randu Enggan beranjak jauh pun detak berganti pijakan waktu tak hendak diam tinggalkan masa-masa yang mungkin kan rapuh Masih begitu semenjak sahutan rasa saling bersambut dalam teduh udara mengalir sendu Pun jauh langkah menyapu laman pun lambai tangan nyatakan perpisahan pun terpisah tangan dari genggaman pun sekejap pada pertemuan Ya, kulihat senyummu tertinggal di daun pintu yang malu-malu isyaratkan mau pada pintaku inginkan kau menjadi pengantinku - Untukmu yang telah menghias hari-hariku Bengkulu, di suatu senja yang segera akan berlalu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun