Mohon tunggu...
Kang Raga
Kang Raga Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan, kontrol & Suply energi spiritual dan supranatural

Pangeran Bumi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bertemu Wujud Dzat Allah

1 Juli 2015   04:56 Diperbarui: 1 Juli 2015   04:56 15988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beribu tahun manusia mencari Wujud Jatidiri Tuhan Sang Pemilik, Pencipta dan Penguasa Kehidupan Bumi alam Semesta Raya ini melalui berbagai perenungan, berbagai prosesi ritual, olah meditasi, olah tapa brata, olah (rasa, rasio & raga),  olah pernapasan dan berbagai cara lainnya yang dilakukan manusia untuk mendapatkan pencerahan tentang hakekat ketuhanan yang maha misteri.

Dari perjalanan spiritual yang beraneka ragam ini, sejarah telah mencatat sejumlah nama besar sebagai para nabi dan rasul yang telah mendapatkan wahyu ketuhanan yang bisa dijadikan petunjuk dan pedoman dasar bagi manusia lainnya untuk menemukan Jatidiri Tuhannya. Berbagai tata cara ritual pun diajarkan oleh para nabi dan rasul agar para umatnya tidak tersesat dalam pencariannya. Perbedaan tata cara ini yang kemudian menjadikan manusia menjadi berkelompok dalam berbagai golongan, yang kemudian menjadi pemicu perselisihan dan perpecahan antara umat manusia, yang seharusnya dengan beragam perbedaan itu manusia bisa saling mengisi dan melengkapi, menjadi satu dan menyatu dalam kesadaran sebagai bagian dari satu kesatuan wujud yang maha tunggal.

Beraneka ragam ajaran ketuhanan yang kemudian disebut sebagai agama ini kemudian muncul berbagai nama untuk menyebut Nama atas Jatidiri Tuhan Yang Maha Segalanya, yang tentunya Nama-nama Tuhan tersebut diperoleh sang pembawa ajaran sebagai wahyu atau ilham dari Tuhan yang diyakininya. Dan diantara beragam Nama Tuhan yang paling banyak dikenal dan disebut oleh masyarakat dunia dari masa ke masa adalah Nama Allah yang diyakini memiliki kekuatan yang maha misteri. Mulai dari penyebutan nama Allah yang dikaitkan dengan sang pembawa ajaran seperti Allah Ibrahim, Allah Ismail, Allah Ishaq, Allah Yaqub, Allah Yusuf, Allah Musa dan lain-lainnya.

Sebutan Nama Allah ini dari masa ke masa terus disakralkan, dan menjadi sebuah kekuatan yang membawa berbagai keajaiban dan kemagisan bagi yang meyakini keberadaan-Nya, walaupun orang-orang yang menyebut Nama Allah tidak mengetahui secara pasti existensi-Nya, hanya mendapatkan keterangan dari sang pembawa ajaran tanpa melihat wujud nyata-Nya. Padahal di dalam ajaran agama dengan jelas dan tegas dinyatakan bahwa Allah itu Wujud Yang Maha Nyata dan Maha Gaib, di sisi lain disebutkan bahwa keberadaan Allah itu lebih dekat dari urat leher.?

Lalu siapakan Allah?  Apakah Allah ? Bagaimanakah wujud Allah?

Baiklah, untuk menutup dan mengakhiri pencarian manusia pada Wujud Jatidiri Tuhannya, karena era atau masanya juga sudah pada “akhir jaman” maka penulis akan menjabarkan sekilas, namun jelas, tegas, lugas dan tandas, bahwa yang penulis sampaikan ini adalah kebenaran yang sejati, yang nyata adanya, dimana penulis pun sebelumnya berangkat dari pencarian yang telah menghabiskan waktu selama puluhan tahun dengan merenung, mempelajari, mengkaji dan memahami berbagai ajaran agama dan keyakinan, baik yang penulis dapatkan dari berbagai kitab ketuhanan maupun dari keterangan atau pencerahan dari sekian ratus guru spiritual yang pernah didatanginya, yang sedikit banyaknya bisa dijadikan sebagai pedoman dasar untuk menemukan Jatidiri Tuhan Yang Sebenarnya.

Dalam pencarian Jatidiri Tuhan, penulis tak pernah lekang oleh panas, tak rapuh oleh hujan, terus konsisten dalam pencarian walau harus melewati berbagai onak dan duri kehidupan, melalui berbagai halangan dan rintangan, melalui ujian dan cobaan hidup yang sangat luar biasa sebagaimana yang dialami oleh para nabi, para rasul dan para pencari Tuhan Yang Sejati, artinya bahwa penulis benar-benar seorang pencari Jatidiri Tuhan Yang Sejati, yang harus benar-benar bertemu, mengenal dan memahami Wujud Dzat Tuhan Yang Maha Nyata, bukan yang semu atau fatamorgana, apalagi yang abal-abal atau palsu. Sehingga hasil pencarian penulis ini sangat bisa dijadikan sebagai referensi yang sangat bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya yang dapat dijadikan petunjuk dan pedoman dalam memahami, meyakini dan mengimani Existensi Ketuhanan Yang Sebenarnya bagi seluruh masyarakat Bumi.

Sebelum penulis melanjutkan, penulis menghimbau kepada para pembaca untuk menyimak, mengkaji dan memahami kalimat demi kalimat sampai benar-benar tuntas, bukan hanya sekilas bila perlu kembali diulang dan diulas dari awal, agar benar-benar mendapatkan pencerahan yang dapat membuka cakrawala pikiran, penglihatan, pendengaran dan perasaan, sehingga mendapatkan rahmat, hidayah dan berkah keimanan yang akan menghantarkan diri pada kehidupan yang sejati, yang benar-benar mendapatkan Ijin, Restu dan Kekuatan langsung dari Dzat Tuhan Yang Sejati.

Baiklah kita kembali pada hakekat “Allah”, bahwa Allah itu bukan sekedar huruf, bukan kata, bukan kalimat, bukan tulisan, bukan kaligrafi, bukan makna, bukan nama, bukan sifat, bukan pula cahaya tapi Allah itu adalah Dzat Yang Maha Hidup. Dikatakan Dzat karena merupakan totalitas (akumulasi) dari seluruh zat yang ada di bumi alam semesta jagat raya ini. Dari sini sebenarnya kita sudah mendapatkan gambaran, bahwa Wujud Allah Yang Maha Nampak itu adalah totalitas dari wujud yang nyata ada di kehidupan bumi alam semesta raya ini, yang berarti bahwa Wujud Allah itu tidak bisa digambarkan dengan jelas, Allah berbeda dengan mahluk-mahluk-Nya dan Allah maha luas tak terbatas.

Secara Ilmiah Bumi alam semesta raya inidapat diklasifikasikan menjadi 4 unsur alam yaitu Air, Api, Tanah dan Angin. Artinya bahwa dimana pun tempat yang ada di bumi alam semesta jagat raya ini, kita akan menemukan 4 unsur alam atau minimalnya salah satu dari 4 unsur alam tersebut, baik yang berwujud bebatuan, awan, berwujud tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dan lain-lainnya, tetaplah tersusun dari unsur-unsur alam tersebut. Dan Nama Allah sebagaimana tersurat dan tersirat di berbagai wujud seperti yang ada di gambar atas (sebagai contoh), penulis mendapatkan  isyarat seolah Allah mengatakan “bahwa ini lah wujud-wujud-Ku (Allah), bahwa selain maha gaib Aku juga maha nampak (nyata)”.

[caption caption="Bumi alam semesta raya yang maha nyata & maha misteri"][/caption]Bahwa lafal  (Nama) “Allah” sebagaimana yang ada di gambar tersebut diatas, tertulis dengan huruf Arab yang terdiri dari huruf Alif yang disini mengisyaratkan unsur Api yang tegak lurus sebagaimana sifat Api, kemudian huruf Lam-1 mengisyaratkan unsur Angin yang bergerak kekanan dan kekiri, kedepan dan kebelakang atau terkadang berputar seperti angin puting beliung, berikutnya adalah huruf Lam-2 yang mengisyaratkan unsur Air yang bersifat mencari titik terendah,  kemudian huruf Ha adalah unsur Bumi/Tanah yang bersifat diam.

Sedangkan harokat dari Nama Allah dalam tulisan Arab disini mengisyaratkan unsur-unsur bathin yang menyertai dari masing-masing unsur lahir (Air, Api, Tanah, Angin) tersebut, seperti diatas huruf Alif terdapat harokat hamzah kecil yang mengisyaratkan unsur bathin dari Jin, diatas Alif juga terdapat harokat fathah miring yang mengisyaratkan unsur bathin dari Iblis yang dikenal manusia sebagai mahluk yang membelot atau membelokan, diatas huruf Lam-1 ada harokat Sukun yang mengisyaratkan unsur bathin Leluhur (Arwah) manusia yang telah meninggal, kemudian diatas huruf Lam-2 terdapat harokat Tasjid yang mengisyaratkan Ruh Illahiah (Guru Bathin) dan diatasnya Tasjid ada harokat Fathah Tegak yang mengisyaratkan unsur bathin Malaikat yang dikenal sebagai mahluk yang ta’at sehingga diisyaratkan posisinya sejajar dan tegak lurus dengan Ruh Illahiah (Guru Bathin) yang disimbolkan dengan Tasjid, kemudian diatas huruf Ha ada harokat Dlomah yang mengisyaratkan unsur bathin Siluman.

Dari lafal (Nama) Allah dalam huruf Arab tersebut, kita dapat mengetahui dan memahami Misteri dari Nama Allah sesungguhnya memiliki kandungan makna, filosofi dan energi (nyawa) sebagai Dzat Yang Maha Nyata/Nampak dan Yang Maha Gaib, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Bumi Alam Semesta Raya ini, atau hakekat Allah sama dengan Bumi Alam Semesta Jagat Raya.

Inilah yang kemudian mendasari bahwa Islam disebut sebagai ajaran agama yang sempurna, karena di dalam ajaran agama Islam mewajibkan kepada para pemeluknya untuk menjalankan aktifitas ibadah yang disebut “Sholat”. Dimana hakekat dari ibadah”Sholat” itu sendiri, sesungguhnya merupakan aktifitas ritual sebagai upaya manusia untuk menyelaraskan atau minimalnya menyesuaikan dengan Allah (yaitu Bumi alam semesta raya ini), agar antara manusia dengan Bumi alam semesta raya ini tercipta hubungan yang harmonis sebagai bekal atau formulasi hidup dan kehidupan manusia menjadi tenang, tentram, damai, bahagia, nikmat, sejahtera, agung dan mulya.

Selanjutnya mari kita kaji makna, filosofi dan energi dari “Ritual Ibadah Sholat” yang merupakan rangkaian gerakkan sebagai formula untuk menyelaraskan diri manusia dengan Bumi alam semesta raya ini, yaitu gerakan yang diawali dari Niat Penghadapan kepada Allah (Bumi alam semesta raya), kemudian dimulai dengan gerakan penyelarasan diri dengan unsur Api yaitu dengan gerakan berdiri tegak atau yang disebut sebagai Takbiratul Ikhram, di dalam gerakkan ini sesungguhnya dibutuhkan pemahaman dan penghayatan bahwa pelaku ibadah sholat sedang menyelaraskan diri dengan unsur Api yang didalamnya terkandung kekuatan unsur (nyawa) Iblis dan Jin, karena unsur nyawa ini mau tidak mau telah menjadi bagian yang menyusun jiwa raga manusia, gerakkan berikutnya adalah upaya untuk menyelaraskan diri dengan unsur Angin yaitu dengan gerakkan Ruku yaitu gerakan membungkuk membentuk sudut 90″, yang seharusnya dipahami dan dihayati bahwa di dalam diri dan Bumi alam raya ini terdapat unsur Bathin Leluhur yang mau tidak mau juga ikut berperan menyusun jiwa raga manusia, paling tidak dengan gerakkan ruku ini terimplementasi sikap manusia yang harus menghormati existensi para leluhur atau pendahulunya.

Kemudian setelah gerakkan Ruku, kembali berdiri tegak yang seharusnya dipahami, disadari dan dihayati bahwa di dalam diri terdapat Ruh Illahiah (Guru Bathin) yang merupakan Energi (Nyawa) Ketungggalan dengan Sang Pemilik Kehidupan, dimana kita semua adalah milik-NYA dan akan kembali kepada-NYA, yang dilanjutkan dengan gerakkan yang merupakan wujud ketaatan kepada Sang Pemilik Kehidupan sebagaimana sikap dan sifat ta’at dari Malaikat, yaitu dengan gerkkan Sujud yang mengisyaratkan gerak sifat unsur Air yang senantiasa mencari titik terendah namun Air pun bisa menguap yang diisyaratkan dengan duduk diantara dua sujud. Dan gerakkan yang terakhir adalah upaya diri menyelaraskan dengan sifat Tanah yang terkadang bisa keras tapi juga bisa lunak atau fleksibel seperti sifat siluman yang bisa berwujud apa saja, namun hakekatnya adalah diam penuh kesabaran, yaitu dengan gerakkan duduk Takhyat yang diakhiri dengan salam yaitu gerakkan menoleh ke kanan dan ke kiri, sebagaimana sifat siluman pun bisa positif bisa juga negatif.

Hakekat Ritual Ibadah Sholat sebagaimana dijelaskan diatas, sangat jarang sekali diketahui dan dipahami apalagi diamalkan oleh orang-orang muslim saat sekarang ini, mungkin dari seluruh umat muslim yang ada di dunia ini, hanya ada beberapa orang atau beberapa kelompok saja yang memahami dan mengamalkannya dengan baik dan benar, karena amalan Ibadah Sholat seperti itu hanya dimiliki oleh orang-orang muslim yang berada di level hakekat dan makrifat, sehingga ajaran Sholat seperti itu pun bersifat rahasia atau tersembunyi yang tidak diajarkan kepada khalayak umum.

Ibadah sholat yang seperti itu lah yang dikatakan dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, karena memang ibadah sholat ini sesungguhnya bertujuan untuk membentuk sistem kontrol diri agar manusia bisa hidup dengan seimbang atau selaras dengan dirinya dan alam sekitarnya, sehingga sholat dalam ajaran Islam merupakan ibadah yang sangat ditekankan kewajibannya untuk diamalkan dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Namun dalam kenyataan nya, sangat jarang sekali masyarakat yang mengetahui dan memahami hakekat sholat yang sebenarnya karena merupakan ajaran yang bersifat rahasia, sehingga rata-rata masyarakat muslim menjalankan ibadah sholat hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban.Karaton Kerajaan Kandang Weusi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun