Mohon tunggu...
Kang Raga
Kang Raga Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan, kontrol & Suply energi spiritual dan supranatural

Pangeran Bumi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bertemu Wujud Dzat Allah

1 Juli 2015   04:56 Diperbarui: 1 Juli 2015   04:56 15988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan harokat dari Nama Allah dalam tulisan Arab disini mengisyaratkan unsur-unsur bathin yang menyertai dari masing-masing unsur lahir (Air, Api, Tanah, Angin) tersebut, seperti diatas huruf Alif terdapat harokat hamzah kecil yang mengisyaratkan unsur bathin dari Jin, diatas Alif juga terdapat harokat fathah miring yang mengisyaratkan unsur bathin dari Iblis yang dikenal manusia sebagai mahluk yang membelot atau membelokan, diatas huruf Lam-1 ada harokat Sukun yang mengisyaratkan unsur bathin Leluhur (Arwah) manusia yang telah meninggal, kemudian diatas huruf Lam-2 terdapat harokat Tasjid yang mengisyaratkan Ruh Illahiah (Guru Bathin) dan diatasnya Tasjid ada harokat Fathah Tegak yang mengisyaratkan unsur bathin Malaikat yang dikenal sebagai mahluk yang ta’at sehingga diisyaratkan posisinya sejajar dan tegak lurus dengan Ruh Illahiah (Guru Bathin) yang disimbolkan dengan Tasjid, kemudian diatas huruf Ha ada harokat Dlomah yang mengisyaratkan unsur bathin Siluman.

Dari lafal (Nama) Allah dalam huruf Arab tersebut, kita dapat mengetahui dan memahami Misteri dari Nama Allah sesungguhnya memiliki kandungan makna, filosofi dan energi (nyawa) sebagai Dzat Yang Maha Nyata/Nampak dan Yang Maha Gaib, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Bumi Alam Semesta Raya ini, atau hakekat Allah sama dengan Bumi Alam Semesta Jagat Raya.

Inilah yang kemudian mendasari bahwa Islam disebut sebagai ajaran agama yang sempurna, karena di dalam ajaran agama Islam mewajibkan kepada para pemeluknya untuk menjalankan aktifitas ibadah yang disebut “Sholat”. Dimana hakekat dari ibadah”Sholat” itu sendiri, sesungguhnya merupakan aktifitas ritual sebagai upaya manusia untuk menyelaraskan atau minimalnya menyesuaikan dengan Allah (yaitu Bumi alam semesta raya ini), agar antara manusia dengan Bumi alam semesta raya ini tercipta hubungan yang harmonis sebagai bekal atau formulasi hidup dan kehidupan manusia menjadi tenang, tentram, damai, bahagia, nikmat, sejahtera, agung dan mulya.

Selanjutnya mari kita kaji makna, filosofi dan energi dari “Ritual Ibadah Sholat” yang merupakan rangkaian gerakkan sebagai formula untuk menyelaraskan diri manusia dengan Bumi alam semesta raya ini, yaitu gerakan yang diawali dari Niat Penghadapan kepada Allah (Bumi alam semesta raya), kemudian dimulai dengan gerakan penyelarasan diri dengan unsur Api yaitu dengan gerakan berdiri tegak atau yang disebut sebagai Takbiratul Ikhram, di dalam gerakkan ini sesungguhnya dibutuhkan pemahaman dan penghayatan bahwa pelaku ibadah sholat sedang menyelaraskan diri dengan unsur Api yang didalamnya terkandung kekuatan unsur (nyawa) Iblis dan Jin, karena unsur nyawa ini mau tidak mau telah menjadi bagian yang menyusun jiwa raga manusia, gerakkan berikutnya adalah upaya untuk menyelaraskan diri dengan unsur Angin yaitu dengan gerakkan Ruku yaitu gerakan membungkuk membentuk sudut 90″, yang seharusnya dipahami dan dihayati bahwa di dalam diri dan Bumi alam raya ini terdapat unsur Bathin Leluhur yang mau tidak mau juga ikut berperan menyusun jiwa raga manusia, paling tidak dengan gerakkan ruku ini terimplementasi sikap manusia yang harus menghormati existensi para leluhur atau pendahulunya.

Kemudian setelah gerakkan Ruku, kembali berdiri tegak yang seharusnya dipahami, disadari dan dihayati bahwa di dalam diri terdapat Ruh Illahiah (Guru Bathin) yang merupakan Energi (Nyawa) Ketungggalan dengan Sang Pemilik Kehidupan, dimana kita semua adalah milik-NYA dan akan kembali kepada-NYA, yang dilanjutkan dengan gerakkan yang merupakan wujud ketaatan kepada Sang Pemilik Kehidupan sebagaimana sikap dan sifat ta’at dari Malaikat, yaitu dengan gerkkan Sujud yang mengisyaratkan gerak sifat unsur Air yang senantiasa mencari titik terendah namun Air pun bisa menguap yang diisyaratkan dengan duduk diantara dua sujud. Dan gerakkan yang terakhir adalah upaya diri menyelaraskan dengan sifat Tanah yang terkadang bisa keras tapi juga bisa lunak atau fleksibel seperti sifat siluman yang bisa berwujud apa saja, namun hakekatnya adalah diam penuh kesabaran, yaitu dengan gerakkan duduk Takhyat yang diakhiri dengan salam yaitu gerakkan menoleh ke kanan dan ke kiri, sebagaimana sifat siluman pun bisa positif bisa juga negatif.

Hakekat Ritual Ibadah Sholat sebagaimana dijelaskan diatas, sangat jarang sekali diketahui dan dipahami apalagi diamalkan oleh orang-orang muslim saat sekarang ini, mungkin dari seluruh umat muslim yang ada di dunia ini, hanya ada beberapa orang atau beberapa kelompok saja yang memahami dan mengamalkannya dengan baik dan benar, karena amalan Ibadah Sholat seperti itu hanya dimiliki oleh orang-orang muslim yang berada di level hakekat dan makrifat, sehingga ajaran Sholat seperti itu pun bersifat rahasia atau tersembunyi yang tidak diajarkan kepada khalayak umum.

Ibadah sholat yang seperti itu lah yang dikatakan dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, karena memang ibadah sholat ini sesungguhnya bertujuan untuk membentuk sistem kontrol diri agar manusia bisa hidup dengan seimbang atau selaras dengan dirinya dan alam sekitarnya, sehingga sholat dalam ajaran Islam merupakan ibadah yang sangat ditekankan kewajibannya untuk diamalkan dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Namun dalam kenyataan nya, sangat jarang sekali masyarakat yang mengetahui dan memahami hakekat sholat yang sebenarnya karena merupakan ajaran yang bersifat rahasia, sehingga rata-rata masyarakat muslim menjalankan ibadah sholat hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban.Karaton Kerajaan Kandang Weusi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun