Mohon tunggu...
isel sariandi
isel sariandi Mohon Tunggu... -

Memandang, memahami dan menuangkan sekadarnya saja karena saya yakin bahwa manusia bukanlah boneka mainan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menjelajah Hutan "Drak Bike Park" Batam

25 Desember 2010   17:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:24 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Drak Bike Park (DBP) Batam merupakan tempat  sekaligus cara bikers menyalurkan hobi, mencintai dirinya dan ikut membantu mengawasi  alam. Drak Bike Park Batam telah  menjelma menjadi  tempat destinasi para bikers Batam untuk melepas penat dan stress,  setelah seminggu bergelut dengan bermacam aktifitas "monoton" yg terkadang menjenuhkan.

Waktu di Kota Batam menunjukkan pukul 06.00 Wib.  Seperti janji sebelumnya, libur pagi natal Sabtu (25/12/2010), menjadi pilihan hari yang pas untuk menjalin kebersamaan antar anggota komunitas  pesepeda; Cendana Batam Bike (CBB) Club. Pekan ini, rute yang dipilih; Drak Bike Park-nya Batam.

Pekan lalu atau awal minggu kedua Desember 2010,  CBB melakukan on road di rute jalur jalan kolektor. Sebelumnya; menyisir jembatan Barelang.  Mungkin karena natal, atau  masa kampanye habis, agenda fun bike mulai memasuki minggu-minggu sepi.  Maklumlah. Masa-masa seperti itu banyak pihak yang sedang "usaha".

Menjelajah Bike Park Batam, butuh persiapan matang. Persiapannya tidak hanya keandalan "kereta" tunggangan, tapi juga mental. Stamina bikers harus fit, karena areal hutan yang ingin dilintasi,  lumayan bermedan cukup menantang.

Setelah semuanya ready; ditandai gerimis, aksi jelajah pun dimulai. Anggota komunitas CBC yang ambil bagian pekan ini hanya 6 (enam) orang. Saya, Ishak, Nazli, Tata, pak haji Nasril, dan Ocu Malin. Di pintu masuk,kami menunggu satu orang rekan, karyawan PT Sucofindo Batam, yang katanya ngedrak "kenangan" di lintasan Drak Bike Park Batam sebelum pindah tempat tugas ke kota Samarinda, Kalimantan.

Karena ocu Malin baru "kenal" areal DBP Batam, jalur yang dipilih  rute aman "Sobek Celana". Kendati demikian, perjalanan kami lumayan menyita waktu. Biasanya rute tersebut cukup  "clear" 35 menit, tetapi kali ini harus dilalui  lebih satu setengah jam. Kami butuh 4 sampai 5 kali istirahat. Beberapa kali jatuh, dan beberapa kali pula kami ngakak menertawakan berbagai kejadian lucu.

Itulah indahnya bersepeda dengan sesama anggota komunitas. Masing-masing individu harus tetap mengontrol emosi, setiap menjelajahi area cross country;  tiap  bikerider harus patuh pada rambu-rambu, fisik jangan dipaksa,   konsentrasi harus full ketika melintasi  petunjuk arah.

Banyak Babi

Rute DBP Batam, tidak sebatas areal bermain bikeriders. Hutan yang berstatus lindung itu, juga menjadi pilihan bagi mereka yang "terkucilkan" dari "Sensasionalnya kehidupan" Batam. Ditempat tersebut, luas hutan lindung tidak seberapa lagi. Sebagian wilayah hutan dam duriangkang telah menjadi tempat penghidupan baru bagi mereka, orang-orang yang mencari nafkah dengan cara bertanam sayur, dan umbian. Dam duriangkang adalah waduk sumber air bersih.

Warga yang tinggal disekitar waduk lumayan banyak. Buktinya;  baliho kandidat walikota Batam pun terpajang dibatang kayu. Warga mendirikan rumah gubuk  berstatus liar sebagai rumah tinggal. Beberapa diantaranya, menjadikan pekarangan rumahnya sebagai kandang babi.

Ketika melintasi kawasan itu, beberapa ekor babi hilir mudik, dan cukup membuat bulu kuduk kami bergeming. Selain babi, dipintu masuk DBP, warga  juga memelihara anjing.

Sebenarnya; lokasi DBP Batam sudah terpetakan secara baik. Hewan peliharaan tadi, lokasinya bukan di area DBP, tetapi pintu masuk menuju DBP. Didalam areal DBP, kondisi hutan masih perawan.  Batang pohon masih berdiri tegak, lurus dan jauh dari "cengkraman" parang. Pohon yang ditebang, hanya jalur sepeda.

Area DBP Batam sedikitnya memiliki 11 titik tempuh sebagaimana tercatat pada peta kawasan. Yaitu; Piggy gate sebagai pintu masuk/keluar, posko masuk/keluar, areal drak hill, area sobek celana, rute Kampoeng Atjeh, Pondok Istirahat (E), Area North Shore, Kawasan Ilalang, Area Fallen Tree, Rute Pintu Air dan Rute Legenda Malaka. Area sobek celana yang kami tempuh; panjang rute terpendeknya lebih kurang 7km. Tanjakan tertinggi mencapai ketinggian sekitar 60 meter.

Seperti jalur "perang gerilya", pengelola kawasan sudah memberikan  petunjuk arah. Mulai dari ketinggian tanjakan, rute terlarang, dan jalur yang boleh dilintasi bikers. Kabarnya;  kawasan ini  telah termonitoring secara baik di system : Global Positioning System (GPS).  Signal telepon selular bagus. Pengguna flash, bisa berinternet ria, tentu setelah istirahat di posko sambil ngopi, ngeteh, atau makan. Misalnya; mengupdate status atau uplode foto di situs jejaring sosial.

Esok Minggu (26/12/2010) komunitas pesepeda asal Singapura, menurut cerita kawan-kawan, datang ke Batam untuk  mencoba lintasan DBP.  Mereka datang minimal 1 kali sebulan, dikoordinir rekan mereka sesama  komunitas bikers di Batam.

Kunjungan mereka masuk akal. Jarak tempuh Batam-Singapura hanya 45 menit, dan moda transportasi Batam-Singapura cukup lancar. Berangkat Pagi, siang atau sore, mereka sudah sampai lagi ke Singapura. Sayangnya; kegiatan seperti ini belum menjadi "destinasi" wisata lokal. Mudah-mudahan kedepan, DBP Batam menjadi primadona bikers mania, dan anda yang ingin mencobanya, silakan bertandang (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun