Sebenarnya; lokasi DBP Batam sudah terpetakan secara baik. Hewan peliharaan tadi, lokasinya bukan di area DBP, tetapi pintu masuk menuju DBP. Didalam areal DBP, kondisi hutan masih perawan. Batang pohon masih berdiri tegak, lurus dan jauh dari "cengkraman" parang. Pohon yang ditebang, hanya jalur sepeda.
Area DBP Batam sedikitnya memiliki 11 titik tempuh sebagaimana tercatat pada peta kawasan. Yaitu; Piggy gate sebagai pintu masuk/keluar, posko masuk/keluar, areal drak hill, area sobek celana, rute Kampoeng Atjeh, Pondok Istirahat (E), Area North Shore, Kawasan Ilalang, Area Fallen Tree, Rute Pintu Air dan Rute Legenda Malaka. Area sobek celana yang kami tempuh; panjang rute terpendeknya lebih kurang 7km. Tanjakan tertinggi mencapai ketinggian sekitar 60 meter.
Seperti jalur "perang gerilya", pengelola kawasan sudah memberikan petunjuk arah. Mulai dari ketinggian tanjakan, rute terlarang, dan jalur yang boleh dilintasi bikers. Kabarnya; kawasan ini telah termonitoring secara baik di system : Global Positioning System (GPS). Signal telepon selular bagus. Pengguna flash, bisa berinternet ria, tentu setelah istirahat di posko sambil ngopi, ngeteh, atau makan. Misalnya; mengupdate status atau uplode foto di situs jejaring sosial.
Esok Minggu (26/12/2010) komunitas pesepeda asal Singapura, menurut cerita kawan-kawan, datang ke Batam untuk mencoba lintasan DBP. Mereka datang minimal 1 kali sebulan, dikoordinir rekan mereka sesama komunitas bikers di Batam.
Kunjungan mereka masuk akal. Jarak tempuh Batam-Singapura hanya 45 menit, dan moda transportasi Batam-Singapura cukup lancar. Berangkat Pagi, siang atau sore, mereka sudah sampai lagi ke Singapura. Sayangnya; kegiatan seperti ini belum menjadi "destinasi" wisata lokal. Mudah-mudahan kedepan, DBP Batam menjadi primadona bikers mania, dan anda yang ingin mencobanya, silakan bertandang (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H