Seekor kucing rumahan yang mungil, bersih, dan terlihat menurut aturan, tiba-tiba saja tersesat di lingkungan anak macan. Melihat banyak persamaan di tubuh mereka, dia berusaha mengaum. Dia merasa harus menjadi anak macan, atau tepatnya 'ingin'. Sebenarnya, saat kita tahu, mungkin anak-anak macan itu bukanlah anak macan. Mungkin anak kucing, yang terlihat seperti anak macan. Entahlah, tapi aku yakin anak kucing itu tersiksa. Dan kelihatan aneh.
Secara pribadi, aku menganggap ini adalah sebuah pelajaran. Pelajaran akan prinsip hidup, yang seharusnya secara naluri kita semua memilikinya. Prinsip itu pada saatnya harus di adu. Saat persiapan kita belum matang, mungkin kita hanya akan jadi pecundang yang bingung akan arah dan menyesal setelah tua, setelah banyak arah dicoba dan banyak waktu telah lewat sia-sia.
Tapi mungkin prinsip itu juga harus didapat setelah banyak menelan pahit.
Lalu sebenarnya di mana kuncinya?
Kita tidak pernah tahu bagaimana seseorang melalui hidupnya. Itu misteri Illahi.. menurutku, kita cuma perlu percaya, terus hidup dalam rasa percaya itu, sampai kapan? Sampai mati. Karena mungkin tidak pernah terbukti.. tapi dengan hal itu, kita aka menjadi orang baik. Hidup kita pasti akan baik.
Pikirkanlah, ada berapa orang di dunia ini yang bisa kita percayai sepenuhnya? Mungkin tidak ada. Mungkin diri kita pun tidak. Aku rasa, percaya pada mimpi itu lebih menjanjikan. Karena dia tidak akan berubah selagi kita terus memimpikannya.
__Intanian__
Yogyakarta, Balai RK Gedongkiwo, Jum'at 15 Juli 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H