Kurnadi Kamaluddin (alm.) termasuk juga salah satu pemain PSM yang pernah memperoleh polesan Ramang. Pengalaman dilatih sang legenda terjadi pada saat menghadapi Jusuf Cup di penghujung tahun 1970-an. Pada masa itu dia menjadi pelatih bersama Suwardi Aland.
Jika Ramang melatih, disiplinnya luar biasa. Sebab Ramang selalu mempersiapkan anak asuhannya mampu tampil prima selama pertandingan berlangsung. Satuhal yang paling diakui Kusnadi, trio PSM (Ramang, Suwardi Arland, dan Noorsalam) termasuk tiga bintang hebat yang pernah dimiliki PSM.
"Mereka tentu sangat hebat pada masanya," kata Kusnadi ditemui di sela-sela melatih anak asuhannya di lapangan timur Karebosi yang sudah ditumbuhrindangi pepohonan, 17 Februari 2011 sore.
Kurnadi melanjutkan jajak ayahnya, Kamaluddin, yang sudah puluhan tahun melatih anak-anak balita hingga dewasa di lapangan timur Karebosi. Lantaran usianya yang sudah sangat lanjut, Kamaluddin (meninggal dunia 2019), Kurnadi melanjutkan tugas ayahnya melatih pemain-pemain cilik ini. Kusnadi yang pernah memperkuat PSM dan Makassar Utama (1982) ketika ditemui melatih sedikitnya 100 pemain muda. Mereka ini berusia hingga usia 18 tahun. Salah seorang pemain yang sempat dilatih Kusnadi adalah Adi Setiawan, pemain PON XIX Sulawesi Selatan asal Kecamatan Parado Bima yang pernah memperkuat Martapura FC, Barita Putra dan kini (2020) memperkuat Persela Lamongan.
"Saya akan berhenti menjadi pelatih kalau anak ini tidak jadi pemain," kata Kusnadi kepada saya mengenai Adi Setiawan yang dipolesnya setelah baru tiba dari Bima saat itu.Â
Kusnadi memberi perhatian pada pemain-pemain cilik, murid sekolah dasar dengan dasar bermain sepakbola yang baik.
"Kalau dasar sudah bagus, bermain bolanya akan lebih mudah," kata Kusnadi.
Berbicara mengenai Ramang, Kusnadi tidak yakin kalau si :Macan Bola" itu tidak memiliki "sesuatu" yang membuat dia selalu tampil prima dan pernah "dimakan" pemain lawan. Pasalnya, dalam melepaskan tembakan, sangat mustahil rasanya bola itu bagaikan diperintah menggetarkan jala lawan jika tidak memiliki :pegangan". Hanya memang, kata Kusnadi, sangat sulit dibuktikan hingga Ramang menghembuskan napas yang terakhir.
Kusnadi tidak dapat menyembunyikan kekagumannya pada Ramang. Bayangkan saja, kata dia, sepatu apa saja dia pakai tetap saja tendangannya bagus.
"Biar Ramang pakai sepatu 'pantovel' sekalipun, bola tetap saja masuk gawang lawan," kelakar Kusnadi.