H.Djunaidin pun menimpali.
"Itulah tantangan hari ini dan ke depan Pak Kahar," katanya.
Kemudian menambahkan, tentunya yang bisa mengembalikan harapan mulia orang Parado adalah orang Parado itu sendiri. Jangan bermimpi orang lain "Hera'a". Perlu KEBULATAN TEKAD orang Parado untuk mengembalikan kondisi yang dicita-citakan. Siapa pun yang  memiliki cita-cita mulia kita berikan. PARADO PERLU SOLUSI Pak Jokowi saja sudah hafal luar kepala masalah Parado hari ini.Â
Mari kita tidak saling menyalahkan. Kita intropeksi diri dan semoga Allah swt selalu memberikan jalan terbaik untuk MENATA Â KEMBALI PARADO. Saran saya mohon para Tokoh Parado turun gunung, Kita silaturahim sehari atau 2 hari untuk duduk bersama mencari SOLUSI CERDAS. INSY.. BERSAMA PASTI BISA. AMIIIN"
Mau dan Prihatin
Setelah membaca catatan dari empat orang yang berbeda ini, permasalahan intinya adalah, rusaknya moral dan akhlak generasi muda Parado saat ini. Ditandai oleh munculnya tindakan kriminalitas, seperti penggunaan obat-obat terlarang seperti sabu-sabu (bahkan sudah ada di Parado yang menjadi penjual/pengedar, pekerjaan yang sebenarnya hanya ditemukan di kota dan kota-kota besar). Juga semakin banyaknya anak remaja yang menikah dini. Pada saat mereka sejatinya harus belajar, justru sudah tergiring  untuk menamatkan masa lajangnya.
Itulah mungkin permasalahan yang kita hadapi pada masa ini di Parado. Kita boleh bercerita tentang masa lalu, tetapi sangat tidak tepat menyelesaikan persoalan dengan menyontek masa lalu. Masa lalu, jika bagaikan barang atau bendara-benda keramat, itu tempatnya museum yang menjadi tempat atau objek kunjungan para turis. Situasi dulu berbeda dengan sekarang. Orang yang mau diubah perilaku dan karakternya pun berbeda, yaitu mereka yang sama sekali tidak tahu menahu dengan sejarah masa lalu.
Intinya yang perlu adalah harus ada kemauan. Kemauan untuk berubah. Saya sependapat dengan Pak Djunaidin bahwa mengubah kondisi Parado kita tidak dapat berharap kepada orang lain (di luar Parado), tetapi harus dilakukan oleh orang Parado itu sendiri.  Kita umat Islam masih ingat dengan firman Allah swt yang artinya," Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu  kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka".(QS Ar-Ra'ad (13):11).
Jadi kita tidak akan pernah mampu mengubah sesuatu sepanjang yang mau diubah itu mau mengubah dirinya sendiri. Lagu, bagaimana mengubah ini, harus datang dari orang Parado sendiri. Dalam jangka panjang adalah melalui pendidikan formal dan nonformal. Pendidikan formal adalah melalui lembaga-lembaga pendidikan. Pendidikan nonformal adalah melalui lembaga sosial keagamaan yang harus dibentuk.
Melalui pendidikan, terutama harus dimulai dari sekolah dasar. Meskipun pendidikan budi pekerti sudah dihilangkan di sekolah dasar, tetapi praktik-praktik budi pekerti yang baik harus diajarkan oleh para guru di depan kelas. Contohnya, bahwa setiap anak harus menghormati yang lebih tua. Setiap bertemu orang yang lebih tua harus melepaskan "assalamualaikum ww.". Di sekolah juga harus dipraktikkan.
Melalui sekolah para guru harus menyarankan kepada anak didik belajar mengaji. "Ancam" murid bahwa setiap malam guru akan pergi mengecek orang mengaji di Tempat Pengajian Alquran (TPA). Guru agama harus mengajarkan anak didik mengenal huruf Arab agar mereka dapat membaca Alquran sendiri. Mereka juga diwanti-wanti untuk tidak mendekati atau mengonsumsi tramadol, barang haram yang memabukkan itu. Informasikan bahwa jika ditemukan menggunakan obat itu akan berurusan dengan polisi dan penjara.Â