"Dia pelaku sejarah. Mulai dari era Ramang sampai era kami, dan menjadi pelatih," kata Tony Ho.
Menurut Tony, Nus berhasil membangun sepakbola di Makassar.
"Dia sosok pekerja keras dan punya disiplin tinggi. Semua itu ditularkan ke kami. Saat menangani kami, ia sangat keras, tapi hasilnya memang bagus," urai Tony.
Wartawan senior yang juga pengamat sepakbola Makassar, Piet Heriady Sanggelorang juga punya kenangan tersendiri dengan Nus.
 "Paling berkesan saat Sunar Arlan dipanggil timnas tahun 1947. Sunar yang dipanggil untuk persiapan Asian Games di New Delhi, menjadi pemain PSM pertama di timnas saat itu. Berselang tujuh tahun kemudian, Sunar yang berposisi bek kiri dipanggil lagi, namun sudah cedera. Makanya, dipanggillah trio PSM; Nus, Husein, serta Ramang. Meski begitu, karena timnas butuh bek kiri, Nus dan Husein dipulangkan. Hanya Ramang yang bertahan karena salah seorang striker cedera kala itu," cerita Piet.
Tahun 1950-an, Nus juga sempat membela Sulsel di PON.
 "Dia memang gelandang PSM yang bagus. Sulit mencari sosok pemain seperti dia lagi," kenang Piet. (dikutip dari amiruddin @fajar.co.id  dari Lelaki Bugis) (Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H