Dua gol yang diciptakan Rauf Ramang dalam pertandingan Piala Soeharto 1974 ketika menghadapi Persipura 31 Oktober membuat Persipal mampu menahan kesebelasan kuda hitam dari timur itu 2-2.  Rauf Ramang membuka kemenangan 2-0 dengan memborong dua gol  sebelum turun minum (menit ke-21 dan 26). Jafed Sibi dan Hengky Heipon membalas ketinggalan timnya pada menit ke-48 dan 74 membuat kedudukan imbang 2-2.
Pada pertandingan terakhir pool 2 November 1974, Persipal gagal menahan laju Persija, hingga takluk 1-5. Dalam klasemen akhir pool, Persipal Palu berada di peringkat ketiga dengan nilai 3, sekali menang-sekali seri, dan sekali kalah dengan kebobolan 8 gol dan memasukkan 5 gol. Langkah Persipal pun terhenti, gagal masuk ke semifinal, karena hanya peringkat I dan II yang melaju ke babak berikutnya.
Namun kenangan yang tak terlupakan oleh ayah dua anak ini adalah ketika tampil di Stadion Mattoanging tahun 1975. Persipal mengalahkan PSM 2-1. Ini sejarah bagi Persipal, karena mampu mengalahkan kesebelasan 'Ikan Merah' itu di kandangnya sendiri.
Ketika pertandingan 18 besar tahun 1975 yang digandeng dengan Turnamen Piala Soeharto, prestasi Persipal tidak juga mengecewakan. Berada di Pool C bersama Persebaya Surabaya, PSBS Biak, PSL Langkat, dan PPSM Magelang, Persipal mampu tampil sebagai juara pool.
Dalam pertandingan tanggal 18 Oktober di Stadion Menteng, Persipal menggasak PSBS Biak 4-1. Empat hari kemudian, Persipal membantai PPSM Magelang 10-1. Pada tanggal 24 Oktober ditahan imbang 2-2 oleh PSL Langkat.
Persipal lolos ke babak 8 besar. Satu pool dengan Persipura, Persija, dan PS Bangka, Persipal hanya mampu merebut peringkat III dengan prestasi satu kali menang, satu kali seri, satu kali kalah dengan nilai 3, memasukkan 3 dan kemasukan 8. Persipal mencatat kemenangan tunggal 2-1 atas PSB Bangka 29 Oktober 1975, imbang 2-2 melawan Persipura 31 Oktober, dan digulung Persija 5-1 2 November 1975. Turnamen ini menampilkan juara kembar Persija dan PSMS ketika pertandingan dihentikan pada menit ke-40 saat kedudukan imbang 1-1.
Pada perebutan piala yang sama tahun 1976, Persipal Palu mencoba menjajal kemampuan lagi.  Persipal berada di grup C yang dimainkan di Stadion Menteng Jakarta Pusat. Pada pertandingan tanggal 6 Januari  1976, Persipal membuka pertandingan dengan bermain, 2-2, imbang melawan Persebaya Surabaya.Â
Dalam pertandingan kedua, 9 Januari, melawan Persisam Samarinda, Persipal menang besar, 5-1. Stefanus Sirey dua kali menggetarkan jalan lawannya, sementara Johannes Djakadewa, Indrajaya, dan Daniel, masing-masing satu kali. Persipal kalah tipis 0-1 atas PSIS Semarang dalam pertandingan dua hari kemudian. Persipal mengantongi nilai 1, ketika berhasil menahan Persiraja Banda Aceh 1-1 dalam pertandingan 14 Januari 1976. Gol Persipal diciptakan Johannes Djakadewa, 2 menit setelah kick off.
Di klasemen akhir, Persipal berada di peringkat ketiga dari lima kesebelasan (Persiraja Banda Aceh, Persebaya, Persipal, PSIS Semarang, dan Persisam Samarinda). Persipal gagal lanjut ke babak 8 besar, karena hanya dua kesebelasan peringkat teratas yang boleh melenggang kangkung ke babak berikutnya.
Selagi memperkuat Palu Putra, Rauf pada tahun 1976 menghadapi kesebelasan Feyenoord asal Belanda. Kala itu, Anwar juga ikut memperkuat kesebelasan Palu Putra dan sang tamu menang 1-0. . Â Â
Pada tahun 1978/1979 saat Kompetisi Divisi Satu bergulir, Persipal yang dilatih Ramang masuk dua besar tiap grup A bersama PSKB Binjai. Divisi I babak kedua, diikuti 12 kesebelasan, yakni PSKB Binjai, PSP Padang, PSTT Tanjungkarang-Telukbetung, Persija Selatan/Barat, Persib Bandung, PSIS Semarang, Perseba Bangkalan (Madura), Perseden Denpasar, Persigowa Gowa, Persipal Palu, PSHL Hitu Liau, dan Persipura Jayapura.