Nama Ramang hampir tidak tertandingi hingga kini. Di mana-mana dia dielukan layaknya pahlawan. Orang melihat sosoknya saja sudah sangat bangga dan puas. Apalagi kalau tampil di lapangan.
Abdul Halim Gani, warga Tanete Bulukumba yang ketika SMP sempat menyaksikan Ramang bermain mengatakan, kalau Ramang akan bermain di Mattoanging, pukul 10.00 orang sudah berdatangan. Mereka takut tidak kebagian tempat duduk. Mereka terpaksa membawa nasi bungkus agar mereka dapat memperoleh tempat duduk di stadion.
Halim yang alumni Sekolah Menengah Olahraga Atas (SMOA, kemudian berganti Sekolah Guru Olahraga, SGO) Makassar ini mengisahkan juga, ketika Surul Lengu memperkuat PSM berhadapan dengan Persebaya dalam turnamen Piala Jusuf dia sempat duduk berdampingan dengan Ramang di tribun tertutup. Surul Lengu menjadi striker andalan PSM ketika Komda PSSI dipimpin H.Andi Unru dan Abustam, Wali Kota Makassar, ex-officio memimpin PSM. Surul Lengu ini adalah pemain klub Persis yang juga dibina oleh Andi Unru, mantan Bupati Wajo, almarhum.
Melihat permainan PSM yang mungkin kurang menggigit, Halim sempat bertanya kepada Ramang melihat pemainan anak-anak PSM itu di lapanhan. Dari tribun tertutup, si macan bola tersebut mengamati permainan yang diperagakan generasinya di lapangan.
''Apa yang mereka bikin itu. Mereka tidak menggunakan otaknya,'' kata Ramang, yang kemudian berpisah dengan Halim di depan warung Sarabba, Iye-Iye di sebelah utara Stadion Mattoanging. (Bersambung).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H