Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ramang Mundur Malu Dituduh Ikut "Skandal Senayan (19)

23 April 2021   13:32 Diperbarui: 23 April 2021   13:42 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia mempersiapkan diri ke Asian Games 1962 Jakarta. Bermodalkan medali perunggu (emas direbut RRC dan perak Korea) di Asian Games 1958 di Jepang, Indonesia optimis meraih medali emas tatkala Asian Games dihelat di Jakarta pada tahun 1962.

Persiapan ini dilakukan dengan berbagai uji coba. Tim nasional juga dibagi dua, yakni PSSI Senior dan Junior.  Pemain PSSI Muda yang sempat melakukan pertandingan persahabatan dengan kesebelasan Mozambique, dari Afrika, mampu  memperlihatkan hasil memuaskan saat menang 4-1 atas tim dari tempat kelahiran si Macan Kumbang Eusebio  tersebut.

Tony Pogacnik yang baru kembali dari liburan di Swiss pada tahun 1959, kemudian memasang sejumlah pemain senior kombinasi junior dalam tim yang dipersiapkan ke Pra-Olimpiade Roma Italia yang berlangsung pada tahun 1960. Tidak ada nama Ramang di dalam tim ini. Mereka yang dipilih Tony adalah: Paidjo, Yus Etek (kiper), Ilyas Haddade, Thio Him Tjiang, Fattah Hidayat, Kwee Kiat Sek, Tan Liong Houw, Aang Witarsa, Phoa Siang Liong, Omo Suratmo, Hengky Timisela, Adde Dana, Rukma Sudjana, Sampara, Parhim, dan Surjadi. Ilyas Haddade Fattah Wahid, dan Sampara adalah pemain dari tim PSM.    

Ternyata hasil tim ini sangat mengecewakan. Ketidakhadiran Ramang juga tidak diketahui sebabnya. Kalah pada pertandingan pertama di Kalkuta 2-4, termasuk pada partai kandang di Jakarta 30 April 1960, India yang dihadapi sebelumnya tetap perkasa. Indonesia kalah 0-2 atas India yang juga juara IV Olimpiade Melbourne 1956.

Hasil yang mengecewakan ini membuat Tony bekerja keras mencari pemain.  "Skandal Senayan" yang melibatkan sejumlah pemain Indonesia memaksa pelatih asal Yugoslavia itu selektif memilih pemain. Tim Indonesia yang dipersiapkan menghadapi Asian Gales 1962 di Jakarta adalah: Yudo Hadiyanto, Oei Sik (Harry) Tjong (kiper), Sahruna, Ishak Uddin, Fattah Hidayat, Ipong Silalahi, Tan Liong Houw, Manahutu, Hengky Timisela, Solong, Phoa Sian Liong, Tahir Yusuf, Djadjang, dan Mubarak. Pemain PSM yang bergabung di tim ini: Harry Tjong, Sahruna, Fattah Hidayat, Solong, dan Tahir Yusuf. Lagi-lagi Ramang tidak tercantum dalam tim ini.

Konon kabarnya, Ramang menolak bergabung karena dituduh terlibat dalam "Skandal Senayan" yakni disuapnya sejumlah pemain Indonesia oleh bandar judi.  Ramang tidak pernah mengaku kalau dirinya terlibat dalam kasus yang memalukan itu. Indonesia menderita kalah di kandang sendiri. Meskipun mampu mengalahkan Vietnam Selatan (3-1 dan Filipina 8-0, namun langkah Indonesia terhenti di babak penyisihan setelah dikalahkan Malaysia 3-2. 

Media "Skor.id" dalam pemberitaannya menyebutkan, kasus suap ini terbongkar melalui mulut istri para pemain yang baru kembali berbelanja di Sarinah Jakarta. H.Isyanto dalam bukunya berjudul "drg.Endang Witarsa Bola Indonesia" menyebutkan, kisah para istri ini sampai ke telinga Maulwi Saelan yang ketika itu menjadi  anggota CPM dan petinggi PSSI. Saat digrebek di asrama Jl. Tokyo Senayan, ditemukan banyak uang di kamar para pemain.

Sepuluh pemain yang ditetapkan bersalah adalah: Ilyas Haddade, Pietje Timisela, Omo Suratmo, Rukma Sudjana (kapten), Sunarto, Wowo Sunaryo, John Simon, Mannan, Rasyid Dahlan, dan Andjiek Ali  Nurdin. Mereka kemudian ditahan di Rumah Tahanan Militer (RTM) Jalan Budi Utomo.

Kasus suap ini terjadi menjelang Indonesia menghadapi Asian Games 1962. Indonesia kehilangan sejumlah pemain inti. Maulwi Saelan seperti ditulis dalam buku "70 Tahun PSSI..." berusaha mengelak ketika ditanya wartawan.

"Memang betul. Tapi bagaimana ya, mereka itu teman-teman saya juga,"kata Maulwi.  

Menurut Tan Liong Houw yang pernah memperkuat Indonesia ke Melbourne, skandal penyuapan itu terjadi saat tim Indonesia main di Stadion Ikada. Keseebelasan Garuda yang baru disiapkan menang, kok ketika turun malah kalah. Padahal, Indonesia turun dengan pemain top kala itu. Pelatih Tony Pogacnik sudah mempersiapkan dengan segala macam petunjuk bagi tim yang diturunkannya.. Para pemain tampil laksana "ayam teler". Begog begitu, Tony pusing melihatnya. Dalam uji coba, PSSI kalah 2-3 atas Yugoslavia, kalah 0-3 atas Malmoe Swedia, takluk 3-4 atas Rumania dan Januari 1962, menang besar 7-1 atas Thailand.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun