Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Minggu yang 'Apes'

30 Maret 2014   22:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:17 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

''Kalau Bapak ini, saya lihat salatnya bagus, tetapi zikirnya masih kurang. Masih ada simpanan?,'' kata dia.

''Ya ada sedikit,'' sambung saya kemudian dengan polos merogoh dompet yang mengeluarkan kartu ATM Bank BNI dan Mandiri.

''Berapa kira-kiranya isinya. Boleh minta nomor PIN,'' Tanya dia dan saya jawab apa adanya dan dengan polos menyebut nomor PIN tanpa curiga sama sekali .

''Tahun berapa bapak naik haji,'' tanya di kerempeng kecil itu lagi.

Saya jawab apa adanya, kemudian dia bangun dan menyalami saya, dan minta si gemuk mengantarnya ke pesantren yang dimaksud tadi. Saya malah sempat melambaikan tangan lugu kepada keduanya, ketika melintas dengan sepeda motor di samping saya.

Ketika berjalan kaki hingga ke Mall Ratu Indah, saya belum menaruh curiga bahwa terhipnotis. Masalah mulai muncul, ketika saya hendak mentransfer uang ke adik. Tertulis di layar bahwa PIN anda salah. Dua kali dan satu kali di ATM BNI yang lainnya saya coba. Jawabannya sama.

Saya tiba di rumah, kemudian ingat call center Bank BNI, setelah menelepon salah seorang teman di Bank BNI untuk melaporkan kejadian yang saya alami. Dia pun memberikan nomor call center Bank BNI. Saya laporkan kepada pelayan call center masalahnya. Ketika saya sebut nomor kartu ATM yang ada di tangan saya, pelayan menyebut, kartu ATM dengan nomor yang saya sebut bukan atas nama saya, tetapi orang lain yang tentu saja sesuai etika perbankan dia tidak dapat beritahu.

''Itu bukan ATM Bapak, sesuai nama yang tertera di rekening,'' kata sang pelayan perempuan.

''Tidak, kartu ATM itu sekarang di tangan saya,'' jawab saya.

''Benar, tetapi itu bukan banyak punya,'' jelasnya.

Saya kemudian membalik muka kartu ATM dan ternyata benar, tertera nama Drs.M.Arif yang ditulis di atas tanda tangan. Sementara di kartu ATM saya tidak ada nama saya. Badan saya lunglai, ketika mengetahui bahwa kartu ATM saya rupanya terganti ketika duduk bertiga dengan dua penipu itu. Call center menyebutkan jumlah yang ditarik tunai dan ditransfer pada hari ini (30/3). Saya tambah lunglai, kemudian mencoba tidur, tetapi sulit memejam mata..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun