Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Iin Tammasse ''Damaikan'' Anis Baswedan-Fadli Zon

7 Desember 2014   22:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:50 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak pelaksanaan pemilihan presiden (Pilpres) 2014 hingga dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anis Baswedan belum pernah bertemu secara formal dengan Fadli Zon, yang kini menjabat Wakil Ketua DPR RI. Namun, Sabtu (6/12), keduanya ‘dirujukkan’’ oleh peluncuran buku remaja Makassar, Iin Fadhilah Utami Tammasse di Auditorium Perpustakaan Nasional RI Jl.Salemba Raya, Jakarta.

Anis Baswedan yang hadir sedikit terlambat di peluncuran buku berjudul ‘’Merangkul Salju di Negeri Mimpi’’, langsung memasuki auditorium dan disambut Pemimpin Redaksi Majalah Horizon Taufiq Ismail yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Antarbudaya. Anies pun menyalami Fadli Zon, meskipun tanpa hiruk pikuk tepuk tangan dari para undangan, karena peristiwanya berlangsung cepat.

‘’Peluncuran buku Iin ini berhasil ‘mendamaikan’ Anis Baswedan dan Fadli Zon,’’ kata Imam D.Prasodjo yang tampil membedah buku Iin, remaja yang pada usia 19 tahun menjadi satu-satunya returni American Field Service (AFS) yang berhasil menulis buku sekembalinya dari Swiss tahun 2013. Mendengar gurauan Imam B.Prasodjo, Faldi Zon ‘’tidak berkutik’’.

Jadi Inspirasi

Mendikbud Anis Baswedan ketika memberikan sambutannya mengatakan, dirinya termasuk keluarga AFS. Pasalnya, dia tiga bersaudara merupakan returni program antarbudaya. Bahkan, anak sulungnya, saat ini sedang mengikuti program yang sama di Denmark.

‘’Jadi di keluarga saya ini termasuk peserta AFS lintas generasi,’’ ujar mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta itu.

Buku karya Iin ini, kata Anis, dapat menjadi inspirasi dan roll model (contoh model) di kampus dalam memahami kebhinekaan dan perbedaan antarbudaya dan bangsa. Ia ingin mendorong Yayasan Antarbudaya dan anak-anak dari luar Indonesia mengunjungi negara ini dan anak Indonesia mengunjungi negara lain demi mengembangkan perdamaian antarbangsa.

‘’Saya salut pada ayah dan ibu dari Iin sebagai orangtua yang bisa menjadi contoh dalam mendidik anak,’’ kunci Ani

[caption id="attachment_358299" align="aligncenter" width="300" caption="Anis Baswedan didampingi Fadli Zon menyalami tamu di peluncuran buku "][/caption]

s Baswedan.

Prof.Dr.Arif Rachman, yang mengikuti AFS tahun 1959-1960 menilai buku yang ditulis IIn merupakan bentuk pengungkapan kesan yang dilakukan oleh seorang remaja duta bangsa demi kesetiaannya pada negara ini. Buku tersebut tidak saja ‘’Merangkul Salju di Negeri Mimpi’’, tetapi juga ‘merangkul mimpi dalam kenyataan’.

Arief Rachman menegaskan, inilah keluarbiasaan Kurikulum 2013 yang harus diperjuangkan terus, karena mampu menciptakan karakter bangsa anak didik kita.

‘’Saya tersentuh, ketika Iin mengungkapkan moto AFS dalam bahasa Bugis (‘’Laoni tapada lao, maseddi nawa-nawa, iyya maneng tau ri laleng lino warekkeng deceng lino’’, artinya. bersamalah berjalan, bersamalah bertukar pikiran, wahai manusia di dunia. Dan kita akan mendapatkan perdamaian) Bagi saya ini sangat penting, bagaimana seorang remaja seusia Iin menghargai budaya dan kearifan lokalnya,’’ pungkas pakar pendidikan tersebut.

Fadli Zon yang tampil setelah Arief Rahman mengatakan, ‘sangat iri’’ dengan IinDia tiap hari menulis ‘jurnal’ kegiatannya ketika mengikuti AFS beberapa tahun silam, tetapi belum mampu menyusunnya menjadi sebuah buku. Bahkan, antara tahun 1980-1990, Fadli Zon mengaku terus menulis. Harapannya kandas, ketika buku-bukunya ludes dilalap api ketika rumahnya diamuk jago merah. Padahal, dia ingin mengikuti jejak Leo Tolstoy, sastrawan Rusia yang jadi idolanya, yang menulis buku setinggi ukuran badannya.

[caption id="attachment_358301" align="aligncenter" width="640" caption="Anis Baswedan menyalami Iin Fadhilah Utami Tammasse"]

141794051166781320
141794051166781320
[/caption]

‘’Saya tertarik dengan judulnya,’’ kata politikus lulusan Jurusan Sastra Rusia di Fakultas Sastra UI ini.

Penyair Djamal D.Rahman yang memandu penampilan tiga returni AFS, akhirnya menyilakan pembicara ketiga, Imam B.Prasodjo. Mendengar sambutan Iin sebelum bedah buku, Imam B.Prasodjo menilai, Iin memiliki kemampuan bertutur kata yang mencerminkan kemampuan berpikir yang baik. Dia tidak saja mampu menulis dengan baik, tetapi juga menuturkan pikirannya dengan runtut.

Penyair Taufiq Ismail yang menjadi tuan rumah acara ini menyatakan rasa bangganya dengan adanya peluncuran buku karya seorang returni AFS ini.

‘’Kita bersyukur, kita bersyukur, kita bersyukur, ada remaja yang sudah bisa menulis. Kecintaan membaca dan menulis kita harapkan dapat munculnya anak-anak yang berkarakter,’’ ujarnya penuh rasa haru.

Penyair ‘’Tirani’ tersebut juga bangga ada anak didik kita tampil menulis dan dibahas bukunya hari ini. Pada 17 tahun terakhir ini, kita memberikan karakter khusus kepada para pengarang muda berkreasi.

‘’Ini sudah menulis buku, tentang sejarah kehidupannya selama 11 bulan di negara yang jauhnya (dari rumahnya) separuh dari lingkaran dunia,’’ ujar Taufiq Ismail yang didampingi Ibu Ati Taufiq Ismail dalam mempersiapkan acara peluncuran ini.

Peluncuran yang digelar Majalah Sastra Horizon bekerja sama dengan Yayasan Bina ANtarbudaya ini juga dihadiri Dirjen Pendidikan Menengah Prof.Dr.Ir. Achmad Yazidie, M.Eng, mantan Kapolri Jenderal (Purn.) Awaluddin Djamin, mantan Jaksa Agung Abdurrahman Saleh, Kepala BKKBN Prof.Dr.Fazli Jalal, penyair Aspar Paturusi, Danarto, dan Iman Soleh yang membuka acara dengan pembacaan puisi Taufiq Ismail berjudul ‘’Penjual Rambutan’’. Acara ditutup dengan lantunan lagu ‘’Anging Mammiri’’.

M.Dahlan Abubakar, Melaporkan dari Jakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun