Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesan dan Hikmah dari Kebakaran Los Angeles

19 Januari 2025   17:21 Diperbarui: 19 Januari 2025   17:21 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ICitra satelit menunjukkan Kebakaran Eaton pada hari Rabu, 8 Januari 2025, di Altadena, California.(Maxar Technologies )

Selanjutnya wartawan menanyakan apa yang ingin dilakukannya?  Dia menjawab dengan lemah, aku tak tau, aku tak punya lagi yang tersisa, semua hilang dalam sekejab.   Dulu aku tinggal di sini bersama suamiku. Dia meninggal 2021, lalu aku hanya tinggal bersama anak lelaki yang punya keterbatasan fisik.   Matanya tak pernah lepas dari rumah yang sudah tak berbekas .  Hilanglah harapan hidupnya.     Namun, ditengah kehilangan harapan itu ternyata orang yang bertanya itu bukan seorang wartawan tetapi seorang donatur .  Dia menyerahkan uang USD 1.000 kepada ibu tersebut.     Dalam kondisi normal,  nilai uang itu akan dianggap tak berarti karena  jumlahnya tidak besar tetapi bagi orang yang sedang kehilangann harapan tanpa sesuatu apa pun yang tertinggal, bantuan sedikit pun menjadi pelipur lara bahkan timbulnya harapan dan ekspektasi yang dulunya rendah menjadi meningkat.

Seorang ibu paruh baya   datang  ke rumah yang telah menjadi puing-puing . Dia memanggil-panggil nama anjingnya. Tiba-tiba muncullah seorang anjing yang berjingkat dengan berlari-lari kegirangan.  Sudah hampir 5 hari sejak kebarakarn, ibu ini tidak bisa membawa anjingnya.  Kegembiraan yang luar biasa si ibu menemukan kembali anjingnya yang masih hidup di tengah puing tanpa luka atau rasa lemas.  Kegembiraan menemukan buah hati ditengah sedihnya melihat puing-puing rumah yang tak bersisa dari kebakaran. 

Namun, ada suatu video yang sungguh mengagetkan sekaligus membuat hati saya miris.  Saya tak dapat memastikan siapa mereka.  Yang pasti lima orang itu adalah orang Indonesia.   Di depan rumah yang hanya tinggal puing-puing itu, dua diantaranya membuat video rumah itu .   Padahal sudah ada pengumuman resmi dari  penegak hukum distrik yang disiarkan secara langsung bahwa tidak boleh berfoto , masuk halaman. Mencari/mengambil puing puing bakaran (sudah ada garis batas kuning).

Pemilik itu kaget  melihat ada sekelompok  orang yang tidak berhak membuat video dari  korban kehilangan properti.  Perempuan itu sangat menyayangkan pembuatan video yang umumnya untuk dimanfaatkan dan diviralkan dan  keinginan mendapatkan keuntungan di atas penderitaan orang lain.

Bahkan, perempuan itu  menanyakan kepada mereka,  "Siapa kamu?".   "Mengapa kamu membuat video, pembuatan video itu,  bukan hak kamu!

"

Pelajaran dan hikmah

Banyak pelajaran yang dapat kita dapatkan dari sebuah bencana kebakaran dengan korban dari orang yang dicintai , hewan yang dikasihi, dan properti yang dihuni .

Setiap harta benda seberapa besar pun nilainya , tak berharga ketika kebakaran sudah melalapnya.  Tak ada yang disisakan, hanya puing-puing kesedihan. 

Hendaknya kita tidak melekat dari benda-benda yang kita miliki, tetapi kita menyerahkan benda itu kepadaNya sebagai pemilik.  DIA yang memberikan, DIA juga yang mengambilNYA.

Juga kitatak selayaknya  mengambil keuntungan diri atas penderitaan orang lain dengan membuat video-dengan berbagai narasi yang bernada agama atau alasan apa pun. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun