Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesan Natal 2024: Kembali ke Betlehem

25 Desember 2024   16:59 Diperbarui: 25 Desember 2024   16:59 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang majus  (sumber:  freepik.com)

Lukas 2:1-5  Maria dan Yusuf pergi ke Betlehem di Yudea, tempat tinggal Yusuf. Perjalanan memakan waktu empat atau lima hari karena Nazaret terletak 65 mil/105 km di utara Yerusalem, sedangkan Betlehem di kota puncak bukit terletak di punggung bukit dekat tepi gurun Yudea, 5 mil atau 8 km Selatan Yerusalem.

Perintah dari kaisar Romawi, Herodes Agung agar setiap warga yang bukan penduduk asli harus pulang ke kampungnya masing-masing untuk diadakan sensus.

Yusuf sebagai keturunan Daud , kampungnya di Betlehem,  harus membawa Maria, tunangannya yang hamil . Membayangkan betapa jauh perjalanan mereka dengan keledai , belum ada kereta,  sejauh 105 km. 

Letih, cape, lelahnya fisik mereka berdua, belum lagi di Bethlehem Jusuf dan Maria, berdua tidak diterima untuk mendapatkan penginapan.  Akhirnya mereka terpaksa harus menginap di suatu kandang di Bethlehem.    Selayaknya , jika Yesus itu Raja, pasti tidak akan lahir di palungan di sebuah palungan di kandang di Bethlehem.  Tapi kenyataannya demikian,  dan itulah realitas bahwa  Yesus bukan raja dunia tetapi dia adalah Juru Selamat yang lahir dengan kesederhanaannya.

Makna  kembali ke Betlehem

Bagi kita semua umat Kristen,  makna  kembali ke Betlehem di sini bukan kembali ke kota masing-masing seperti yang terjadi  2 abad yang lalu.    Makna yang terdalam dari sebuah perjalanan kehidupan selama hampir setahun ini diharapkan untuk kembali mengintrospeksi diri dan evaluasi diri.

Evaluasi terhadap diri sendiri, apakah kita sudah melakukan sesuatu yang  sederhana seperti yang Yesus lakukan.   Kesederhanaan bukan sesuatu yang mudah bagi mereka yang hidup di sebuah kota besar dengan godaan gaya hidup yang penuh dengan "konsumerisme".  
Nilai hidup yang berubah di sebuah kota.   Nilai seseorang hanya ditentukan jika memiliki gaya hidup yang sama.  Misalnya teman atau kolega jika kita juga memiliki gaya hidup mewah, dan memiliki selera tinggi, baju, pakaian, rumah, kendaraan yang branded.  Kita akan bisa masuk dalam "circle" mereka apabila kita sama selevel dengan mereka.

Di luar itu kita menjadi orang yang tersingkir atau terpinggirkan.  Situasi yang dilematis jika kita mau menjadi pengikut  Kristus tetapi kita harus terpinggirkan karena tak mau mengikut pola hidup duniawi.

Di sinilah Yesus telah memberik teladannya, DIA yang seharusnya bisa menikmati hidup dengan kuasa sebagai Allah, punya apa pun juga, memilih untuk tidak memiliki benda maupun kuas duniawi.

Dengan teladan itu kita yang mampu menjalankan perintahnya  akan diberikan kemampuan untuk hidup dengan kekuatan yang berasal dariNya.

Makna Kembali ke Betlehem bagi saya

Kehidupan jasmani dan Rohani saya memang belum seimbang, saya sering lupa untuk mendahulukan apa yang diinginkan Tuhan atas diri saya. 

Saya suka memilih kepentingan diri sendiri ketika  saya menghadapi dilematis dalam hidup ini.  Hingga suatu kali di tahun 2024, saya harus mengakui bahwa saya tak bisa lari dari keinginan sendir karena akibat dari pilihan saya , Tuhan berikan Pelajaran yang cukup berat.

Saya bertelut untuk bisa mengakui bahwa Tuhan adalah Allah yang Ada dan selalu jadi pendamping saya dimana dan kapan pun berada. 

Setelah saya mengakui keberadaan Allah itu, saya pun tidak boleh tinggal diam karena  orang lain yang belum mengenalNya dan saya diberikan kesempatan untuk memberikan kesaksian apa yang saya alami bersama Tuhan.  Diharapakan dengan kesaksian itu orang yang belum kenal Allah pun bisa lebih mengenalNya.  

Di sini bukan berarti kita harus memaksa setiap orang untuk jadi murid Tuhan.  Bukan itu maksudnya. Tetapi jika kita dimampukan melihat kuasa Tuhan, kita mengakui dan menyaksikan,  dengan kesaksian kita,  biarlah orang lain pun bisa mengakui Tuhan.

Perjalanan spiritual tidak mudah seperti membalikkan telapa tangan. Ada jatuh bangun , adakalanya kita bejalan di jalur track yang salah,   lalu kita diingatkan kembali, dan kita kembali kepada track yang benar.

Ke Betlehem, Aku akan tetap kembali, kembali kepada kesederhanaan dan damai bersama denganNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun