Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sulitnya Mencari Kerja, Masifnya PHK Tanpa Lapangan Kerja Baru

9 Oktober 2024   15:03 Diperbarui: 9 Oktober 2024   17:34 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2024 adalah tahun yang sangat dramatis bagi kehidupan pekerjaan anak saya.   Panggil saja anak saya,  Anne (bukan nama sebenarnya), seorang milenial yang bekerja di perusahaan startup terkemuka dengan jabatan terakhir sebagai UX Senior Manager.

Di tahun sebelumnya yaitu 2023, Anne sudah mulai merasa aneh karena top  manajemen mulai mengurangi atau PHK beberapa karyawan.   Alsannya banyak pekerjaan yang "redundant" atau jenis pekerjaan yang sama dikerjakan oleh beberapa orang. Jadi perlu efisiensi.

Tetapi bukan main kagetnya Anne, justru di pertengahan Januari 2024, dia dipanggil oleh supervisor, bahwa dia terkena PHK.  Dia hampir tak percaya, bagaikan mendengar petir di siang hari.  Dalam waktu yang sangat singkat 2 minggu dia harus bereskan semua pekerjaan, dan menyerahkan kepada penggantinya.  Juga urusan administrasi pun mulai dibereskan.

Dia tak sendirian terkena PHK, ada ratusan teman di kantornya  yang mengalami hal yang sama.   Mereka masih terlena dengan rasa galau "kenapa gua kena PHK".   Mereka adalah para milenial yang produktif dan menguasai teknologi digital sesuai dengan kemampuannya dan keahliannya.

Dilemanya, teman-temannya mengajak untuk menuntut kepada perusahaan atas beberapa poin misalnya tidak dibayarnya uang cuti,  alasan perusahaan layoff adalah kerugian,  pemberitahuan layoff yang dianggap mendadak.

Dengan berpikir waras, Anne  tak mau menuntut perusahaan karena pasti menuntut berarti harus punya lawyer dan bukti-bukti yang sah.  Waktu akan terbuang habis untuk mengurus tuntutan kepada perusahaan.

Akhirnya dia "move-on", mencari pekerjaan baru dari berbagai sumber baik dengan agresif sekali.  Sementara teman-temannya, merasa yakin, bahwa mereka harus menuntut perusahaan karena haknya tak terpenuhi.  Mereka anggap masih mencukupi banyak pesangon selama mereka tak bekerja.

Dengan network yang luas (setelah satu bulan tak bekerja), Anne dapat pekerjaan baru di start-up yang sudah berjalan lancar, posisi yang sama .  Tidak mudah untuk melaluinya, ada  proses interview  yang berkali-kali.   Ada mini proyek sebagai bukti kemampuan Anne  atas pekerjaan baru yang harus dilakukan.  Meskipun Anne bisa lakukan dengan baik. Tapi masih panjang proses interview dengan tiga atasan yang cukup "tough".

Akhirnya, Anne berhasil diterima di perusahaan start-up baru dengan waktu percobaan kerja selama 3 bulan.

Dalam kurun waktu kerja, Anne menemukan jenis pekerjaan yang berbeda dengan apa yang dipikirkannya. Dia seorang specialist, tetapi dia harus menjadi seorang generalist.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun