"Melihat keindahan di dunia, adalah langkah pertama untuk memurnikan pikiran." - Amit Ray
Awalnya mulanya saya jatuh cinta dengan Desa Wisata Sukomakmur karena rasa penasaran melihat foto-fotonya yang berkeliaran di jagad maya.
Menantang diri saya dengan mengajak beberapa teman. Semua menolak karena dianggap bahwa wisata desa  itu adalah tidak menarik, tidak keren dan tidak ngetop.
Nach akhirnya dengan merayu anak yang sebenarnya juga kurang berminat  untuk ke Desa Wisata Sukomakmur, berangkatlah saya.
Perjalanan dimulai dengan naik kereta api Agro Muria dari Jakarta menuju Semarang. Â Dari Semarang , melanjutkan perjalanan dengan sewa mobil menuju ke Magelang.
Cukup lelah karena sepanjang perjalanan Semarang Magelang, Â luar biasa panasnya dan banyak perbaikan jalan sehingga cukup memacetkan jalan.
Saya menginap semalam di kota Magelang karena hari sudah jelang sore sekitar Jam 15:30.
Esok harinya (rencana pukul 4.30) tapi baru berangkat pukul 5.30 menuju ke Desa Sukomakmur. Â Ternyata jalan kecil menanjak terus, dan berliku-liku, membuat orang yang terbiasa akan mabuk darat. Â Beruntung udara panas sekali jadi tidak licin.
Udara dingin menyergap karena ketinggiaan Desa Sukomakmur ini 340-1889 mdpl  Begitu saya melihat pemandangan alam Terasering sawah , mata saya tak henti memandangnya, indah sekali.  Dengan latar belakang gunung Sumbing yang gagah perkasa, pemandangan Dusun Naman, Desa Sukomakmur  itu menjadi sempurna,Â
Mobil berhenti di tempat parkir di suatu tempat (saya lupa namanya).  Dari situ, banyak penawaran ojek dengan tujuan tiga tempat sekaligus, yaitu  Desa Nampan,  Nepal van Java,  dan Mesjid di Nepal van Java.