Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Orang Asing Suka Wisata dan Investasi di/ke Vietnam?

4 April 2024   17:31 Diperbarui: 5 April 2024   14:32 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis di Ha Long Bay. Dokpri

Bulan Maret lalu , secara mendadak saya ingin berkunjung ke Vietnam setelah mengunjungi Singapore.  Saya  tak memiliki gambaran sedikit pun tentang bagaimana dan seperti apa Vietnam saat ini. Hanya ingat Sejarah Vietnam saat perang Indo-China ke 2.

Umumnya sebelum mengunjungi suatu negara, saya selalu riset kecil-kecilan .  Risetnya tentang bahasa, bagaimana kesulitan orang asing berinteraksi dengan  warga lokal (Vietnam),  budaya serta wisatanya, keramah-tamahan (yang natural tidak dibuat-buat).

Rupanya data yang saya kumpulkan itu ternyata kurang lengkap ketika saya sendiri menginjak kota Hanoi, ibukota Vietnam Utara.   Begitu memasuki ruang imigrasi, suasana atmosphere militer terasa kental, para petugasnya mengenakan seragam militer.  Tapi cara mereka berinteraksi kepada orang asing tidak menunjukkan "disiplin milter",  terlihat kaku dan senyum sedikit.

 Setelah mengambil koper dan siap untuk ke luar dari bandara, kebingungan dan kesemrawut pun terlihat dengan jelas, orang-orang lokal dengan logat bahasanya berteriak menawarkan taxi,  juga mobil pengantar dan drop ternyata menyatu dengan tempat taxi. 

Kebingungan kedua adalah cuacanya, kami mengira sebelum berangkat cuaca masih sama yaitu hangat. Namun, cuaca telah berubah menjadi dingin dengan angin kencang. Wah kami berpikir mesti beli jaket atau coat untuk menahan dingin.

Kembali kepada taxi, sempat khawatir apakah taxi ini liar atau legal, saya memutuskan untuk naik bus airport.  Ternyata menunggu busnya cukup lama hingga bus penuh sekali, 45 menit.  Tanpa kenek, supir bus mulai menarik uang untuk biaya bus sekitar 90 ribu jika dikurs ke Indonesia.   Di perjalanan supir bus ngobrol dengan salah satu penumpang perempuan setengah tua dengan teriak-teriak.  Saya sedikit gelisah, apakah ini aman untuk mengendarai bus sambil berbicara dan berpikir tanpa focus kepada lalu lintas.

Begitu memasuki kota, saya melihat debu bertebaran di udara, adanya  perbaikan jalan sehingga membuat jalan makin macet sekali, saya berpikir ini bukan Vietnam, tapi Indonesia.  Persis sekali kondisi lalu lintasnya, semrawaut, satu lintasan untuk bermacam kendaraan, bus, mobil, sampai sepeda motor lalu Lalang.

Di persimpangan jalan, saya melihat ada sepeda motor yang menerobos jalan yang seharusnya memutar tapi dia langsung memotong jalan. Kagetnya luar biasa.  Ach saya seperti bermimpi saya berada di Jakarta bukan Vietnam.

Kawasan Old Quarter

Pengendara motor di Vietnam. Dokpri
Pengendara motor di Vietnam. Dokpri

Ketika saya turun dan naik grab menuju hotel, saya memilih salah satu  hotel di Old Quarter.  Mengapa? Pilihan Old Quarter karena besok pagi kami akan ikut tour Ha Long Bay . Penjemputan peserta tour hanya dijemput jika tinggal di  sekitar Old Quarter Hotel.

Ternyata Old Quarter adalah daerah yang lokasinya ditengah kota Hanoi dengan kesibukan kotanya dari pagi hingga tengah malam.  Old Quarter memiliki 40 jalan, jalannya sangat sempit tapi tempat perdagangan yang sangat ramai.  Dengan berjalan kaki terdapat pasar malam, beberapa tempat strategis seperti the Ngoc Son Temple, Old City Gate, Hoan Kiem Lake. Hanoi Opera House, French Quarter.

Begitu sampai di mulut gang, kembali saya terkejut, kenapa hotel di gang sempit seperti ini.  Mobil tidak boleh masuk, kami harus mendorong koper kecil hingga sampai hotel. 

Memasuki Kawasan Old Quarter, saya seperti orang asing yang terheran-heran, oh seperti di Indonesia banyak toko-toko seperti di Glodok dengan pedagang dari Listrik, mainan anak, restoran lokal  duduk dengan bangku plastic kecil dan meja plastic kecil, di "emper" dari trotoar.  Pemandangan yang serba aneh ini membuat saya makin kaget ketika melihat banyak orang asing (kulit putih entah itu dari Australia, Perancis, Inggris) yang juga memenuhi jalan-jalan pedestrian.  Trotoar sempit penuh dengna orang,  lalu dipenuhi dengan mobil dan motor dua arah di gang yang sempit.

Belum pulih shock, saya melihat ada becak motor juga.  Wah ternyata kota ini masih belum modern seperti yang dibayangkan.

Bertemu dengan orang lokal mulai dari porter sampai resceptionist yang sangat sopan dan cepat servicenya. 

Kaget dengan hotel dengan bangunan sempit tapi memanjang dan tinggi menjulang ke atas, ada tiga tingkat.  Saya masih belum percaya saya pikir hotel saya adalah hotel berbintang empat di bangunan yang luas.  Ternyata ekseptasi beda dengan kenyataan.

Makan Mie VIetnam di trotoar. Dokpri
Makan Mie VIetnam di trotoar. Dokpri

Saat makan malam mencari restoran di dekat Hotel, ternyata tempatnya super duper sempit, tapi tamunya semua "bule". Ketika melihat menu makanan yang disajikan adalah ala Vietnam dengan sayuran-sayuran diutamakan.  Ternyata kuliner Vietnam yang disajikan perbaduan antara budaya roti Perancis  dengan isian khas Vietnam, telur goreng atau sayuran segar.  Saya memilih nasi goreng dengan sayur.

Namun, besoknya ketika saya ikut tour yang booking lewat online (tour internasional), ternyata penjemput saya adalah orang Vietnam dengan postur tubuh pendek tapi sangat fasih dalam berbahasa Inggirs,  Luar biasanya guide ini mampu melayani peserta dari berbagai negara (Malaysia, Korea, India, Norwegia, Inggris, Singapore, Jepang).   Cekatan dan professional dia mampu melayani sendirian dari mengecek daftar hadir, menjelaskan rute tour sebelum sampai ke Halong Bay.  Perjalanan selama 3 l/2 jam dari Hanoi menuju ke Halong Bay dengan 2 stop dan salah satunya adalah Pearl Centre.  Pearll Centre merupakan tempat hasil Mutiara yang menakjubkan dan bagairmana proses Mutiara itu dirawat dan dipilih jenisnya menjadi Mutiara yang terbaik, dibentuk menjadi perhiasan.

Penulis di Ha Long Bay. Dokpri
Penulis di Ha Long Bay. Dokpri

Nach ketika akan masuk ke boat atau kapal,  kami diberikan makan siang dengan set menu yang lengkap mulai ikan sampai sayuran.  Meskipun sudah ada pramusaji dari kapal, tapi guide juga ikut melayani kami.

Besoknya ketika kami ikut city tour di Hanoi secara mendadak dari hotel, saya sangat surprise bagaimana koordinasi staf hotel dengan tour leader.   Saya dijemput dengan taxi karena sebenarnya peserta tour sudah sampai di sebuah temple.  Begitu taxi tiba, tour leader menjemput saya dan mengajak bergabung bersama dengan para peserta.  Ketika saya terjatuh karena tidak melihat adanya turunnya tangga, tour leader sangat berempati dengan mengatakan akan baik-baik saja.

Hanoi telah dinotabtkan sebagai negara kelima dari 20 kota tour di Asia Tenggara kaitannya dengan keamanan dan diklaim menjadi data base terbesar tentang data yang penggunanya berkontribusi tentang kota dan negara di dunia.

Iklim investasi

Dari 3 hari bertemu dengan orang-orang lokal Vietnam, saya menyadari mengapa orang asing menyukai budaya kerja orang Vietnam, pekerja keras, komitmen dengan profesionalitasnya, tidak ada kendala dalam bahasa, mereka sudah bisa paham bahasa Inggris, jika ada pertanyaan dan tidak bisa dijawab, mereka memberikan bantuan dengan bahasa tubuhnya atau mengantarkannya ke tempat dimana Anda minta diantarkan.

Keamanan menjadi faktor yang penting dari suatu wisata turis.  Vietnam berhasil mencitrakan sebagai negara aman dari penembakan atau kejahatan.  Hanya Anda harus berhati-hati tentunya dari tempat-tempat yang punya potensi untuk pencurian.

Dari Sejarah, orang Vietnam yang terdiri dari 50 etnis dan terbagi dari 3 bagian Vietnam Utara, Tengah, Selatan dengan waktu dan cuaca yang berbeda satu sama lain, tapi punya dasar budaya tradisional yang kuat dengan agama Buddha.  Pergeseran budaya asing belum mempengaruhi mereka. 

Beberapa Perusahaan asing mulai memindahkan pabriknya ke Vietnam seperti Intel, Apple, Sharp , produsen Bank PT. Hung.   Alasan utamanya adalah berbiaya rendah dari segi bahan baku yang dekat dengan China, iklim politik stabil, perjanjian perdagangan bebas  tanpa pajak ganda, kemitraan ekonomi komprehensif regional dan tenaga kerja yang lebih rendah USD 0,67 perja atau USD 140 per bulan dengan produktivitas tinggi dan talenta tinggi.

Vietnam akan menjadi pusat manufaktur regional terkemuka dari Perusahaan teknologi tinggi. Tenaga mudanya dikirim ke Amerika Serikat untuk belajar semi konduktor, setelah mereka selesai belajar, mereka harus langsung bekerja di Perusahaan yang mengirim mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun