Saat memasuki tahun baru, tahun 2024, hampir semua orang umumnya memiliki pengharapan besar akan masa depan yang lebih baik, pekerjaan, Â karir atau kondisi sosial yang baik, mendapatkan bonus, gaji naik , promosi pekerjaan dan seterusnya.
Harapan besar ini sangat bertumpu karena ekspektasi tiap manusia umumnya jauh lebih besar ketimbang realitas.
Bahkan, banyak yang memiliki ekspetasi besar berdasarkan perasaan dan melihat sekeliling yang kondisinya lebih baik.
Namun, kondisi yang baik di sekeliling tidak selalu mencerminkan keadaan sesungguhnya. Â Kondisi ekonomi dan perusahaan yang mulai goncang itu dirasakan dan diketahui justru oleh internal perusahaan, pegawai-pegawai yang bekerja di perusahaan itu sendiri.
Contohnya beberapa teman dan anak saya sendiri juga merasakan "gelagat" tidak membaiknya kondisi bisnis Perusahaan ketika beberapa tanda-tanda dari bisnis di Perusahaan itu sudah tampak sejak tahun 2023.
Misalnya di sepanjang tahun 2023, Perusahaan tempat anak saya bekerja sudah melakukan restruktrusasi berkali-kali, hingga 3-4 kali. Â Ada Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan tidak masif hanya 3-4 orang saja.
Lalu di bagian produk sudah mulai gelisah ketika semua proposal untuk produk baru yang dimajukan tidak disetujui . Tanpa alasan yang tepat dari manajemen, karyawan hanya bisa menduga-duga apa yang sedang terjadi di Perusahaan ini.
Pegawai tidak hanya mendengar rumor di internal tapi mulai merasakan kondisi dan keadaan yang tidak kondusif. Â
Ketika anak saya menanyakan kepada atasan apa yang terjadi dengan Perusahaan ini, apakah akan terjadi dengan PHK massal, selalu jawaban dari atasannya : Â "Tidak seorang pun bisa mengetahui kapan akan terjadi PHK massal, yang penting bagi kamu untuk mempersiapkan dirimu untuk portofolio dan keuanganmu yang lebih baik".
Jika beberapa asing yang dibeli oleh bank asing dari Singapore , masih ada waktu bagi karyawan lama , seperti karyawan Citibank untuk mempertimbangkan apakah akan tetap meneruskan karir/pekerjaan dengan OCBS , pengganti dari Citibank  atau  memilih untuk mendapatkan paket  PHK dari Citibank.  Kesiapan mental terjaga karena cukup waktu untuk mempertimbangkan baik buruknya apakah bekerja terus dengan Perusahaan baru atau ke luar.
Tetapi beda dengan Perusahaan yang justru tidak memberikan waktu yang cukup bagi karyawan yang langsung mendapatkan pemberitahuan 3 hari sebelum PHK terjadi dengan jumlah karywan yang terkena PHK cukup besar 200 karyawan.
Banyak teman-teman anak saya yang sangat kaget, shock ketika terjadi PHK dengan mendadak dan belum siap secara mental. Â
Hadapi tantangan PHK itu tak mudah karena  kondisi ekonomi di era tahun 2024 justru beda dengan sebelumnya.  Di tahun 2024 PHK massal begitu masif , baik Perusahaan sektor industry seperti pabrik ban di Cikarang dengan 1500 pekerja,  industry manufaktur seperti PT. Hung-A Indonesia,  PHK 1500 pekerjan, sektor perbankan, Citibank , Deutsche Bank , serta sektor start-up  yang PHK massal mulai  Xendit, Carsome, Shopee Indonesia, Tokyocrypto, Lummo, MPL, Tanihub, Zenius, JD.ID, Pahamify, LinkAja, SiCepat, OYO hingga Sayurbox.
Cara Terbaik Mendapat Pekerjaan setelah PHK
Setiap orang yang mengalami PHK , pasti mengalami kesedihan, kekecewaan bahkan ada yang shock karena merasa sudah nyaman bekerja di tempat kerjanya dan belum paham dengan tanda-tanda akan adanya PHK.
Namun, melihat fenomena besarnya PHK massal di tahun 2024, Â bagi mereka yang kena PHK tidak bisa membiarkan dirinya berlarut-larut terlena dalam kesedihan dan kekecewaan.
Berikut ini adalah tips yang dilansir dari Forbes dan pengalaman anak saya untuk mendapatkan pekerjaan baru setelah kena PHK.
1.Mengupdate portofolio
Hal yang sangat penting bagi para professional untuk mengupdate portofolio dari pekerjaan terakhirnya , apa saja proses dan pengalaman pekerjaan yang telah digelutinya, proyek baru yang telah berhasil diselesaikan. Tampilkan portofolio dengan menarik
2.Melihat peluang dari berbagai lini
Mencari lowongan pekerjaan tidak hanya tersedia di situ pencarian kerja, tetapi kita juga dapat menemukan di media sosial alias networking yang sudah kita jalin.
Sesuai dengan Data Employ Inc, perushaan rekrutmen yang berbasis di AS juga mengungkapkan bahwa peluaang baru melalui media sosial seperti Facebook, Linkedin, Instagram, Twitter, Snapchat hingga TikTOk
3. Cerdas memilih peluang
Melihat kempatan kerja di bidang yang kita tekuni nyaris tidak ada lowongan, maka kita juga harus mampu mencari peluang dan kesempatan  yang ada.
Apabila kita tidak menguasai bidang tertentu, tetapi kita ragu-ragu untuk melamar, tak ada salahnya mengambil kesempatan atau peluang untuk "banting setir  untuk belajar bidang baru.
Dengan menekuni bidang baru, akan menambah skill yang kita miliki.
4. Profesional dalam mencari kerja
Profesionalitas ditunjukkan bukan hanya dalam bekerja saja, tetapi juga dalam melamar pekerjaan. Â Kita tidak datang terlambat saat interview kerja, juga tidak mengunggah hal-hal yang tidak beretika di media sosial.
Selalu bersikap sopan dan professional akan menambah value baru dan perluas networking.
5.Negosiasi ulang jika mendapatkan kesempatan baru
Ketika kita terkena PHK, tentu kita bernegosiasi untuk mendapatkan kondisi dan situasi kerja yang lebih baik.
Kebutuhan mendapatkan pekerjaan baru saat PHK, tapi hal ini tidak berarti kita harus menerima apa yang ditawarkan. Â Untuk mendapatkan tawaran kerja, galilah informasi yang terkait dengan fasilitas dan gaji dari pemberi kerja. Jangan malu untuk bernegosiasi tentang jadwal kerja fleksible, kompensasi, work life balance, tunjangan, perlindugnan medis atau gigi hingga opsi bekerja dari rumah.
Yuk, buruan bagi mereka yang kena PHK tak perlu gentar karena peluang harus dicari diantara sekian ribuan pelamar pekerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H