Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kecerdasan Buatan (AI) Merupakan Pemicu PHK atau Peluang?

15 Januari 2024   15:18 Diperbarui: 18 Januari 2024   18:02 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekhawatiran AI menggantikan manusia sejumlah pekerjaan bakal hilang -  Reuters/Dado Rovic

Isu penting , beberapa perusahaan besar seperti Google , Telko Inggirs. Spotify  akan PHK karyawannya. Jumlah PHK karyawan yang kena PHK besar jumlahnya . 

Apa yang terjadi dengan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI)?   Apakah AI jadi ancaman bagi karyawan atau Perusahaan sehingga AI perlu dianggap sebagai sesuatu yang dibenci?

Secara definisi AI adalah inovasi teknologi yang telah mendekati kemampuan manusia. Dengan memanfaatkannya secara bijaksana , AI akan membantu memudahkan pekerjaan dan meningkatkan efisiensi dalam berbagai aspek kehidupan.

AI adalah peluang bukan alat untuk PHK

Munculnya teknologi AI di dunia global, Indonesia yang masih belum mencapai di revolusi 5.0, harus cepat diadaptasi untuk meraih knowledge tentang skill dan applied AI, literasi AI.

Hampir semua perusahaan sudah mulai sedikit demi sedikit implementasikan AI dalam pekerjaan.  Hal itu bukan berarti AI menggantikan karyawan, tapi  pekerjaan yang rutin, dan sama dikerjakan terus menerus secara kontinu,  mulai dikerjakan oleh AI, sementara karyawan itu sendiri harus mampu beradaptasi bekerja di bagian lain yang butuh skill teknologi yang lebih tinggi dari sebelumnya dimiliki.

Mindset perlu dirubah artinya  AI bukanlah alat untuk PHK tetapi untuk membuat pekerjaan lebih mudah dikerjakan.  Seandainya ada alternatif untuk mereka yang harus dimutasikan,  Perusahaan harus punya cara untuk mengedukasi dan membuat "training" karyawannya dalam teknologi yang lebih lanjut.

Peluang bagi mereka yang pekerjaannya beralih misalnya programmer saat ini memang masih dibutuhkan tapi "who knows" 5-10 tahun setelah AI ada,  programmer itu akan punah.    Artinya karyawan pun harus mulai mengugrade diri untuk pengembangan teknologi .

Baca juga:  Pendidikan Tinggi Tertinggal Lulusan S1 Tidak Lanjutkan S2 atau S3

AI adalah  challenge bagi karyawan maupun perusahaan

Sebenarnya  masalah PHK itu hanya lapisan di atasnya saja, ada lapisan di bawah yang harus banyak dibenahi mulai dari skill dan kemampuan manusia harus mampu mengoperasikan AI dan lebih dari AI.   Perusahaan harus berbenah diri untuk mengganti bisnis model,  mendorong transformasi menjadi digital dan training semua SDM dengan skill dan kemampuan berpikir secara cepat dan skill  AI.

AI adalah "tool" atau alat bagi Perusahaan dan karyawan agar pekerjaan dimudahkan, dipercepat dan sistimatis bekerjanya.

Namun, hal itu bisa diimplementasikan jika karyawan sebagai operator dari AI menggunakan dengan tepat dan cepat dan punya skill.

Baca juga:  Tips Ampuh Memperkenalkan Literasi Keuangan Sejak Dini

Pelajari dan Kembangkan Lompatan Inovasi AI

Tahun 2023 sebagai tahun "kebangkitan" kecerdasan buatan karena ada kecerdasan generative.  Tahun 2024 sebagai tahun "ChatBot" kecerdasan buatan yang dikembangkan lebih maju, dengan kecepatan kuat dan menyebar ke semua aspek kehidupan.

Menurut The New York Times , CEO OpenAI , Sam Altman mengatakan bahwa kejutan di tahun 2024 adalah "Chatobox (Bot percakapan) daring seperti ChatGPT yang alami lompatan maju.

Inovasi selanjutnya akan terjadi pembuatan robot generasi baru. Di tahun ini akan terjadi teknologi aplikasi yang bisa menghasilkan gambar bertenaga kecerdasan buatan, seperti DALL-E, Midjourney dan mengirimkan video dan gambar diam. Mereka ini bergabung dengan ChatGPT.

Persaingan di semua negara

Saat ini teknologi AI bukan hanya dikuasai oleh negeri berteknologi maju saja, tetapi hampir semua perusahaan di seluruh Asia Tenggara telah meminta syarat untuk perekrutan tenaga harus punya keahlian dalam bidang AI, robot .

Apa yang perlu Anda lakukan?

Dari seorang analis IMF, AI berdampak besar pada 40 persen lapangan pekerjaan secara global. Di negara maju dampaknya hampir 60 persen. 

Sementara di negara berkembang dampaknya belum terlalu tampak . Namun, Anda perlu persiapan diri dengan keterampilan yang tinggi dalam bidang AI dan sejenisnya.

Dalam laporan IMF, dikatakan bahwa semua jenis pekerjaan terdampak AI setengahnya mengalami dampak negatif, separuh pekerjaan justru mendapatkan positif .  Aritinya jika pekerjaan Anda hilang maka AI akan meningkatkan pekerjaan anda di bidang lain yang lebih produktif dan pendapatan Anda akan meningkat.

Kesimpulan bagi mereka baik itu karyawan maupun perusahaan, AI adalah tool yang bisa bermanfaat jika digunakan oleh orang yang tepat dalam skill dan kognitif.  Namun, sebaliknya AI tidak bermanfaat jika tool itu dianggap sebagai ancaman dan tidak dimanfaatkan pengunaanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun