Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kisah Perjalananku bersama KAI Commuter, Murah,Cepat, Aman dan Nyaman

22 Agustus 2023   13:03 Diperbarui: 22 Agustus 2023   13:08 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini kartu Multi Trip saya . Sumber : Dokpri

Ketika saya tinggal di Semarang sejak kecil hingga dewasa (Sekolah Menengah Atas), saya tak pernah naik KAI  Commuter karena di Semarang tidak ada KAI Commuter. Transportasi publik yang ada adalah bus kecil dan bus besar untuk luar kota.

Hijrah ke Jakarta

Begitu saya hijrah ke Ibukota, saya merasakan betapa pentingnya menjajal transportasi massal seperti kereta api. Tahun 1976 merupakan awal saya menginjak kaki di Ibukota.

Beberapa transportasi massal mulai dari bus, kereta api jadi bagian dari kehidupan saya sebagai seorang mahasiswi.  Saya tak memakai transportasi kereta api secara intensif karena tempat kos saya sangat dekat dengan tempat kuliah, sehingga saya sering jalan kaki ketimbang naik transportasi publik.

Saya  belum berani naik kereta secara intensif karena kondisi KRL saat itu. KRL Commuter line yang meskipun angkutan cepat commuter berbasis Kereta Rel Listrik (KRL), dioperasikan oleh PT. Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) melayani rute komuter wilayah Jabodetabek. Namun, kondisi di stasiun tidak kondusif , ramai tapi tidak teratur baik penumpang maupun pedagang asongan yang bisa masuk ke dalam peron , bahkan sampai masuk ke gerbong kereta api.

Saya melihat bagaimana kondisi buruk penumpang yang tidak disiplin karena bisa masuk tanpa tiket, berjubel naik tanpa memberi kesempatan penumpang yang turun, bahkan penumpang begitu berani sampai naik di atap kereta api yang sangat membahayakan dirinya.

Belum lagi banyak pedagang asongan atau pencopet di dalam kereta api. Sebagai perempuan muda, saya tak berani ikut berjubel dengan penumpang dengan badan besar, tinggi dan perkasa untuk mendesak siapa saja untuk bisa masuk ke dalam kereta api.

Reformasi KAI Commuter

Ketakutan dan kegamangan saya berubah total saat reformasi yang dilakukan oleh PT. KAI Commuter, anak Perusahaan PT. Kereta Api Indonesia (sebelumnya dikenal dengan nama PT. Kereta Commuter Indonesia atau KCI) pada tahun 2011.

Pembenahan stasiun yang sangat signifikan.    Suasana stasiun tidak lagi semrawut dengan banyak ada pedagang asongan bisa masuk ke peron dan ke dalam kereta. Stasiun yang dulu cukup seram, sekarang berubah jadi tempat terbuka , bersih bahkan dilengkapi dengan toilet.

Bukan hanya stasiun yang dibenahi tapi juga rutenya menjadi lima rute utama, penghapusan KRL ekspress, penerapan kereta khusus Perempuan, mengubah nama ekonomi-AC menjadi Kereta Commuter Line. Pada tanggal 1 Juni 2023, KAI Commuter memberlakukan Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) 2023 untuk pengendalian perjalanan kereta api. Wah dengan GAPEKA, penumpang bisa lebih nyaman karena ada jadwal suatu kereta , mulai dari berangkat, berhenti, datang, bersilang,. Pemberlakuan Gapeka, KAI Commuter akan mengoperasikan 56 perjalanan Commuter Line Basoetta relasi Stasiun Manggarai-Stasiun Basoetta PP .

Penataan bukan hanya stasiun tapi juga kereta (dulu keretanya kurang representatif), diganti dengan kereta yang jauh lebih baik dan nyaman. Ada pembersih di kereta setiap kali saya naik pasti bertemu. Kondisi gerbong yang tertata rapi , dijaga oleh petugas keamanan .

Tempat pembelian tiket dengan mesin top up. Sumber: dokpri
Tempat pembelian tiket dengan mesin top up. Sumber: dokpri

Tiket kereta api yang dulunya berupa karcis kertas dan harus ngantri sebelum berangkat, sekarang diubah menjadi sistem elektronik . Nggak perlu ngantri panjang di loket. Begitu beli tiket elektronik dapat dilakukan pengisian ulang baik di stasiun line. Bahkan, tiket multi trip yang telah saya miliki ini mudah untuk Top Up Saldo dengan 3 cara yaitu, loket di stasiun, ATM Bersama,mesin top up di sekitar stasiun.

Harga tiket elektrik pun yang diberlakukan sangat adil yaitu tarif progresif, pengenaan tarif berdasarkan jauh dekatnya jarak perjalanan. Semakin jauh jarak yang ditempuh maka tarif yang dikenakan akan lebih mahal. Sebelumnya tarifnya sama baik jarak pendek maupun jarak panjang.

Titik balik untuk menjadi konsumen KAI Commuter

Kondisi reformasi KAI Commuter berbarengan dengan peristiwa yang saya alami.

Beberapa tahun saya terpaksa mengendarai mobil sendiri dari rumah yang termasuk daerah pinggiran Jakarta. Alasan saya naik mobil sendiri karena, setelah selesai kerja, saya masih kuliah di tempat lain sehingga mengejar waktu dari tempat kerja ke tempat kuliah, dan pulang dari tempat kuliah ke rumah sangat efisien sekali .

Namun, tahun berganti tahun, kondisi jalan dari lokasi tempat tinggal makin macet. Dari awalnya saya berangkat pukul 6.30, saya harus ke luar dari rumah pukul 6.00. Perjalanan dengan mobil yang dulunya hanya 1 jam berubah menjadi 2 jam. Begitu pula saat pulang , fisik badan yang sudah lelah , ditambah dengan kemacetan parah membuat saya tak mampu mengatasi stres yang saya hadapi. Saya beberapa kali masuk ke rumah sakit karena stres yang menyerang lemahnya organ perut saya sehingga sering diare berat.

Di titik itulah, saya mulai berpikir kenapa saya tidak menggunakan transportasi massal, KAI Commuter yang murah, cepat, aman dan sudah mulai nyaman. Lokasi rumah saya sangat strategis dekat dengan stasiun hanya sekitar 2 km.

Pintu masuk dari Stasiun Pondok Ranji.  Sumber: dokpri
Pintu masuk dari Stasiun Pondok Ranji.  Sumber: dokpri

Demikian juga lokasi kantor pun yang strategis di Jalan Sudirman, dekat sekali dengan Stasiun Sudirman. Dari stasiun Sudirman, saya tinggal jalan kaki beberapa meter karena kantor berada di gedung Landmark.

Ini kartu Multi Trip saya . Sumber : Dokpri
Ini kartu Multi Trip saya . Sumber : Dokpri

Akhirnya setiap pagi saya selalu memilih waktu untuk berangkatnya, jika saya harus tiba di kantor lebih pagi , saya akan berangkat dari rumah sekitar jam 6.00, naik ojek (belum ada ojek online), sekitar 10 menit. Tiba di stasiun Pondok Ranji , langsung mencari peron nomer 2 yang menuju ke Tanah Abang.

Suasana Peron 1 di Stasiun Pondok Ranji. Sumber: dokpri
Suasana Peron 1 di Stasiun Pondok Ranji. Sumber: dokpri

Saya memilih berangkat pagi karena kereta KAI Commuter akan penuh sesak penumpang pada jam kerja. Semua penumpang dari daerah BSD, Serpong, Cisauk bekerja pada jam yang sama, gerbong penuh dengan penumpang.

Inilah tempat saya selalu naik gerbong perempuan. Sumber: dokpri
Inilah tempat saya selalu naik gerbong perempuan. Sumber: dokpri

Ketika saya naik KAI Commuter.  Sumber: Dokpri
Ketika saya naik KAI Commuter.  Sumber: Dokpri

Strategi saya agar bisa akses masuk ke gerbong khusus penumpang Perempuan, saya harus berjalan hingga ujung peron 2 . Saat kereta api berhenti, gerbong Perempuan persis berada di tempat saya berdiri. Jadi saya masih punya kesempatan untuk naik ke gerbong tanpa takut berdesakan karena semua penumpangnya Perempuan.

Waktu tempuh dari stasiun Pondok Ranji menuju Stasiun Tanah Abang hanya sekitar 20-25 menit saja. Sesampai di Stasiun Tanah Abang, saya harus transit ke peron untuk menuju ke Manggarai lewat Sudirman. Waktu transit hingga sampai di Stasiun Sudirman sekitar 20 menit. Jadi waktu tempuh perjalanan dengan KAI Commuter dari rumah ke tempat kerja sekitar 50-55 menit saja.

Sementara jika saya naik mobil pribadi sendiri, waktunya bisa 2 jam dan capeknya luar biasa karena simpul-simpul kemacetan ada dimana-mana. Saya tak mau lagi risiko stres  dan masuk rumah sakit lagi.

Untuk pulangnya dari kantor ke rumah, saya selalu mengambil waktu agak malam sekitar 18.00 atau 18.30 dimana kepadatan penumpang di gerbong sudah sedikit berkurang.

Integrasi KAI commuter dengan moda transportasi lain

Setelah pensiun pun saya lebih menyukai naik KAI Commuter apabila lokasi tujuan saya dapat terjangkau dengan KAI Commuter dan ada integrasi dengan transportasi lainnya.

Sebagai contoh misalnya saya akan ke Perpustakaan Nasional bersama acara Kompasiana, saya naik KAI commuter dari Stasiun Pondok Ranji menuju Stasiun Tanah Abang.

Sumber::  Merdeka.com
Sumber::  Merdeka.com

Begitu saya ke luar dari Stasiun Tanah Abang, sekarang ini ada kawasan integrasi moda lain di Stasiun Tanah Abang, misalnya Trans Jakarta, taxi, JakLingko, Bajaj, ojek online, ojek pangkalan di area pedestrian Stasiun Tanah Abang.

Ini semua berkat kerja sama antara PT. KAI dengan Pemerintah DKI Jakarta untuk membangun area integrasi transportasi di Stasiun Tanah Abang.

Beberapa bulan lalu, saya berjanji bertemu dengan teman di apartemen Pakubuwono View. Saya mendapat informasi dari teman saya bahwa apartemen Pakubuwono View itu dekat dengan TransJakarta. Nach saya berpikir ini kesempatan menjajal Skywalk Kebayoran yang merupakan integrasi penyambung dua transportasi yaitu KAI dengan Bus TransJakarta

Saya naik KAI Commuter dari Stasiun Pondok Ranji pada jam yang tidak padat sekitar jam 10.00.

Lalu, saya stop di Stasiun Kebayoran. Dari peron saya naik tangga ke atas, lalu sedikit kesasar ke luar menuju area exit.

sumber : dokpri
sumber : dokpri

Terpaksa kembali lagi ke dalam dengan "tap in" dan berjalan ke arah ujung timur menuju tempat yang ada tulisan "Busway", lalu saya masuk ke area Skywalk. 

Skywalk Kebayoran:  dokpri
Skywalk Kebayoran:  dokpri

Terlihatlah area Skywalk sepanjang 500 meter, warna kayu dengan dominasi orange cerah dan kerangka besi penopang dan lantai kayu berwarna coklat. Atapnya juga sangat rapi , di atasnya ada lamputih berjajar mengikuti panjangnya Skywalk.

Sesampai di pertigaan, saya harus mencari informasi lagi (tidak ada sign board) . Beruntung ada petugas yang memberikan informasi untuk belok kiri untuk ke halte TransJakarta.

Begitu sampai halte TransJakarta, saya cukup menunggu bus TransJakarta. Untuk lengkapnya saya pernah menuliskan tentang Skywalk Kebayoran .

Integrasi moda KAI commuter dengan moda transportasi lainnya sangat penting bagi saya. Saya dapat berpindah ke moda lain tanpa harus berjalan jauh dan menambah biaya.

Tiket moda transportasi antara KAI dan yang lainnya telah terintegrasi dengan menggunakan Kartu JakLingko.

Kartu JakLingko merupakan Kartu yang dapat digunakan Multi Trip Commuter Line, juga digunakan di MRT Jakarta, Transjakarta, LRT Jakarta dan KA Bandara Soekarno Hatta kecuali untuk Busway atau Transjakarta non BRT kartu ini belum dapat digunakan.

Saya sebagai pelanggan dan pengguna KAI Commuter merasakan manfaat dari transportasi massal yang cepat, tak ada hambatan macet. Bahkan saya menganggap dengan naik KAI, saya telah membantu mengurangi polusi udara di Jakarta.   Selain itu saya sebagai pengguna KAI menyukai transportasi massal ini karena murah dan cepat sampai tujuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun