Ketika saya tinggal di Semarang sejak kecil hingga dewasa (Sekolah Menengah Atas), saya tak pernah naik KAI Â Commuter karena di Semarang tidak ada KAI Commuter. Transportasi publik yang ada adalah bus kecil dan bus besar untuk luar kota.
Hijrah ke Jakarta
Begitu saya hijrah ke Ibukota, saya merasakan betapa pentingnya menjajal transportasi massal seperti kereta api. Tahun 1976 merupakan awal saya menginjak kaki di Ibukota.
Beberapa transportasi massal mulai dari bus, kereta api jadi bagian dari kehidupan saya sebagai seorang mahasiswi. Â Saya tak memakai transportasi kereta api secara intensif karena tempat kos saya sangat dekat dengan tempat kuliah, sehingga saya sering jalan kaki ketimbang naik transportasi publik.
Saya  belum berani naik kereta secara intensif karena kondisi KRL saat itu. KRL Commuter line yang meskipun angkutan cepat commuter berbasis Kereta Rel Listrik (KRL), dioperasikan oleh PT. Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) melayani rute komuter wilayah Jabodetabek. Namun, kondisi di stasiun tidak kondusif , ramai tapi tidak teratur baik penumpang maupun pedagang asongan yang bisa masuk ke dalam peron , bahkan sampai masuk ke gerbong kereta api.
Saya melihat bagaimana kondisi buruk penumpang yang tidak disiplin karena bisa masuk tanpa tiket, berjubel naik tanpa memberi kesempatan penumpang yang turun, bahkan penumpang begitu berani sampai naik di atap kereta api yang sangat membahayakan dirinya.
Belum lagi banyak pedagang asongan atau pencopet di dalam kereta api. Sebagai perempuan muda, saya tak berani ikut berjubel dengan penumpang dengan badan besar, tinggi dan perkasa untuk mendesak siapa saja untuk bisa masuk ke dalam kereta api.
Reformasi KAI Commuter
Ketakutan dan kegamangan saya berubah total saat reformasi yang dilakukan oleh PT. KAI Commuter, anak Perusahaan PT. Kereta Api Indonesia (sebelumnya dikenal dengan nama PT. Kereta Commuter Indonesia atau KCI) pada tahun 2011.
Pembenahan stasiun yang sangat signifikan. Â Â Suasana stasiun tidak lagi semrawut dengan banyak ada pedagang asongan bisa masuk ke peron dan ke dalam kereta. Stasiun yang dulu cukup seram, sekarang berubah jadi tempat terbuka , bersih bahkan dilengkapi dengan toilet.
Bukan hanya stasiun yang dibenahi tapi juga rutenya menjadi lima rute utama, penghapusan KRL ekspress, penerapan kereta khusus Perempuan, mengubah nama ekonomi-AC menjadi Kereta Commuter Line. Pada tanggal 1 Juni 2023, KAI Commuter memberlakukan Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) 2023 untuk pengendalian perjalanan kereta api. Wah dengan GAPEKA, penumpang bisa lebih nyaman karena ada jadwal suatu kereta , mulai dari berangkat, berhenti, datang, bersilang,. Pemberlakuan Gapeka, KAI Commuter akan mengoperasikan 56 perjalanan Commuter Line Basoetta relasi Stasiun Manggarai-Stasiun Basoetta PP .
Penataan bukan hanya stasiun tapi juga kereta (dulu keretanya kurang representatif), diganti dengan kereta yang jauh lebih baik dan nyaman. Ada pembersih di kereta setiap kali saya naik pasti bertemu. Kondisi gerbong yang tertata rapi , dijaga oleh petugas keamanan .