Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun dan Mengisi Kemerdekaan Tanpa Hoaks

9 Agustus 2023   16:05 Diperbarui: 9 Agustus 2023   16:13 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Singkat cerita setelah 2 hari berturut-turut, aku mendapatkan bahan-bahan tentang literasi digital di Indonesia yang masih sangat rendah,  edukasi internet belum disiapkan oleh Pemerintah, sementara internet sudah menyerbu lebih dulu.  Hal ini membuat warga yang belum tersentuh literasi digital dalam menghadapi serbuan informasi itu akan terjebak dan sering terpapar dengan hoax.

Cara yang baik bagaimana kita mengakses berita yang benar dan akurat di media sosial.  Mencari sumber media yang terpecaya seperti televisi, media sosial yang kredibilitas dapat dipercaya.  Kelihatannya mudah, tapi banyak dari warganet yang tak melakukannya, mereka lebih menyukai media sosial digunakan untuk membagikan hal-hal yang sifatnya "hoax".

Saat Covid datang, banyak hoax tentang kesehatan yang sangat tidak mendidik.   Warga yang sedang resah dengan kesehatannya, ditambah dengan berita yang tidak benar, akibatnya orang yang mentah-mentah tanpa mengecek kebenaran sering kejeblos dalam kebingungan dan kepanikan tanpa solusi yang benar.

Bahkan, yang sangat disayangkan, orang menjadi apatis akan kebenaran dan tidak percaya kepada Pemerintah.  Tentula hal ini akan menyulitkan Pemerintah untuk memperbaik komunikasi yang sifatnya satu arah .

Aku diajarkan untuk mengenal 2 jenis informasi yang salah yaitu "Misinformation"  dan "Disinformation".   Apa bedanya?   Misinformation adalah informasi salah , orang yang membaca  tidak paham karena ketidak-tauan dan menyebarkan tanpa unsur kesengajaan.     Sementara Disinformation adalah informasi yang salah, orang yang membaca mengetahui informasi itu salah, tapi ikut menyebarkan dengan sengaja.

Aku juga paham mengapa orang senang dengan hoax karena orang terlalu mengagung atau membenci seseorang (fanatisme),  ada kelompok yang tidak layak dipercaya,  adanya filter buble "benar"  sehingga mesin pendeteksi yang mempelajari kecenderungan apa yang disukai seseorang.

Lalu aku juga baru menyadari bagaimana cek fakta terhadap hoax berita, foto, video. Semuanya ini dapat dipelajari dan dipraktekkan.  Untuk lengkapnya, silahkan klik tulisanku di sini.

Dengan belajar ini aku semakin memahami dan menyadari bahwa aku tidak lagi mudah menyebarkan hoax yang sangat merugikan bagi warga dan berakibat buruk.

Itulah sekelumit cerita kontribusiku  untuk mengisi Kemerdekaan ke -78 terutama saat ini kita  semangat sambut Pilpres dan Pilkada. Harapanku adalah kita tidak mudah dihasut , dihancurkan , diadu-domba satu dengan yang lainnya. 

Kita, semua warga Indonesia jaga persatuan NKRI karena #KitauntukIndonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun