Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Indonesia Berhasil "Guiness World Records" untuk Pagelaran Angklung Terbesar di Dunia

8 Agustus 2023   14:20 Diperbarui: 9 Agustus 2023   13:22 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angklung  menjadi alat musik tradisional yang sangat ikonik di Jawa Barat, Indonesia khususnya Masyarakat Sunda.   Instrumen musik tradisional ini sangat terkenal baik  di daerah sampai  di seluruh Indonesia.  Terbuat dari bambu yang dilaras tergolong idiofon, akan mengeluarkan bunyi jika digoyang.

Angklung berasal dari bahasa Sunda angkleung-angkleungan , gerakan pemain angklung akan menghasilkan suara angklung yang dihasilkan.

Cara memainkan angklung dengan satu tangan memegang dasar bingkai, sementara tangan yang lain menggoyang instrument dari sisi ke sisi, timbullah nada suara .  Salah satu istimewa angklung adalah angklung hanya memainkan satu nada saja sehingga butuh kerja sama untuk menghasilkan melodi yang lengkap.

Untuk melestarikan angklung, Pemerintah daerah Jawa Barat mengkampanyekan cinta angklung dalam wujud pertuntjukkan rutin di berbagai daerah . Juga memasukkan music dalam kurikulum sekolah sebagai  muatan lokal (khusus daerah Jawa Barat).

Pengalaman nonton pertunjukkan  di Saung Angkung  Udjo

Suatu ketika akhir Desesmber tahun 2019 saya ke Bandung.  Kami telah merencanakan untuk nonton pertunjukkan  Saung Angklung Udjo.   Kami membeli lewat  online karena takut kehabisan tiket jika membeli langsung ke cashier.

sumber: dokumen pribadi
sumber: dokumen pribadi

Pertunjukkan akan diadakan pukul 15.30 , tetapi saat kami masuk pukul 15.00  ke dalam  arena panggung  ternyata semua tempat duduk yang terbuat dari batuan itu sudah penuh diisi oleh penonton.    Sayap kiri, kanan dan depan panggung seluruhnya penuh. 

Semangat saya menonton pertunjukann itu karena MC yang sangat lincah, cantik, masih muda dan  hangat menyapa penonton. Ternyata  penonton itu berasal dari negara China, Korea Selatan dan manca negara.

Pemain angklung anak. Sumber: dokpri
Pemain angklung anak. Sumber: dokpri

Atraksi pertunjukkan dibuka dengan munculnya anak-anak seusia 8-13 tahun yang mahir sekali main angklung. Lagu-lagu yang dibawakan lagu daerah.   . Lalu diikuti dengan penampilan helaran, Arakan upacara tradisional  yang meraih sekali.  Lalu tari topeng gaya Parahyangan,  dan alat musik arumba pun mengalun dengan lagu-lagu Nusantara.

Semua penonton main angklung. Dokkpri
Semua penonton main angklung. Dokkpri

Di akhir acara, kami mendapat kesempatan untuk bermain angklung . Ada pembagian angklung, kami harus mengetahui nada angklung kami , ketika instruktur di depan mengatakan 1 (do), penonton yang memiliki angklung do , akan membunyikan angklungnya.  Sungguh nada-nada yang kelihatannya begitu mudah ternyata dapat  menghasilkan alunan music yang indah sekali.  Kami semua sangat bahagia dan menikmatinya.

Pasang surut Angklung

Saat pandemi datang, hampir 2 tahun lebih, Saung Angklung  Udjo  tidak ada lagi pertunjukkan angklung , bahkan semua pemain dan kegiatan dihentikan.  Seolah masa depan angklung surut . 

Sulitnya untuk membangkitkan kehidupan angklung setelah pandemi. Jumlah penonton menyusut hampir l/10nya.    Para pemain sudah mulai urung untuk berlatih, bermain di atas panggung.  Pendapatan pemain, dan semua aktivitis Anklung Udjo hampir nol.  Padahal mereka sangat menggantung kehidupuan dari pertunjukkan.

Sinar redup angklung jadi makin pudar.   

Pagelaran Angklung Indonesia masuk Guiness World Records

Pangelaran Angklung Indonesia telah memecahkan record dunia  ke dalam Guiness World Record (GWR) .  Pagelaran angklung terbesar di Stadion Utama Gelora Bung Karno diadakan pada hari Sabtu.  Pagelaran ini diikuti oleh 15.110 peserta.

Dua buah lagu yang dibawakan   "Berkibarlah Benderaku" dan "Window of Change"  .  

Tujuan dari pagelaran itu adalah untuk melestarikan alat musik angklung dan para seniman yang terdampak pandemi Covid 19.

Pagelaran ini diprakasai oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo.   Usaha untuk mengadakan kolaborasi dari semua peserta tidak mudah yach.  Para peserta harus melakukan Latihan secara disiplin dan kompak selama hampir tiga bulan . Proses panjang harus dilalui dan akhirnya berhasil memecahkan rekor dunia GWR.

Para pesertanya  berasal dari berbagai lingkungan , mulai dari murid sekolah menengah atas hingga sekolah kedinasaan, perwakilan kementrian, anggota Ibu Dharma Wanita Persatuan dan Tim Penggerak PKK.

Pengalaman berharga ini didapatkan bagi semua peserta karena  angklung telah membawa  Indonesia ke dunia dengan harmoni instrumen yang indah.  Prestasi dari semua peserta dengan kerja sama yang luar biasa.

Penilaian dari proses GWR  beralngsung hampir satu jam.    Dukungan dari Kemendikbudiristek dalam memfasilitasi sebanyak 20.060 unit angklung kepada 381 kelompok angklung. Tiap kelompok memiliki anggota 40 orang.

Saung Angklung Udjo sebagai mitra ikut memeriahkan pagelaran.  Kemendikbudristek yang membuat konsep musikalitas, video konduktor dan pelatihannya.  Tim dilatih  oleh 182 supervisor

Diharapkan  dengan  masuknya  pagelaran angklung  dalam GWS,  para generasi muda bisa makin mencintai angklung, dan nilai-nilai baik dari angklung yaitu kolaborasi, disiplin dan kesabaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun