Meskipun Indonesia kalah 2, tetapi timnas hal ini tidak menurunkan motivasi  karena permainan dengan  tim Argentina menjadi satu pelajaran dan babak penting untuk terus meningkatkan kualitas permainan sepakbola di Indonesia.
Indonesia belajar kegagalan ekonomi Argentina
Kesuksesan team sepakbola Argentina di ajang dunia ternyata tidak berbanding lurus dengan sukesnya ekonomi Argentina.
Justru ekonomi Argentina saat ini  sebagai negara gagal dalam mengelola perekonomiannya.   Setelah usai Covid-19,  hampir semua negara bangkit kembali menata perekonomian yang terpuruk.
Inflasi tertinggi di Argentina  di triwulan I-2023  mencapai 108,8 persen, inflasi tertinggi di dunia.Penyebab  karena utang yang tinggi, dampak kekeringan dan pengeluaran pemerintah yang berlebihan sehingga mendorong harga komoditas untuk hidup menjadi mahal sekali.
Dengan inflasi tinggi, kondisi negara mengalami stagflasi tidak adanya pertumbuhan ekonomi. Â Empat dari 10 orang di Argentina hidup di bawah garis kemiskinan.
Kegagalan ekonomi di Argentina disebabkan oleh adanya ketergantungan  tinggi terhadap minyak dan kegagalan otoritas moneter mengelola likuiditas yang melimpah sehingga membuat Argentina terpuruk.
Di Indonesia saat ini jelas lebih baik dari Argentina karena pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama tahun ini mencapai 5,03 persen dengan inflasi 4,97 persen.
Pembelajaran yang lain dari Argentina adalah  ekonomi.   Argentina terjebak dalam  middle income trap.
Sekitar tahun 1980 dan 1990, dikatakan Argentina akan menjadi raksasa ekonomi  karena bonus demografi, jumlah penduduk produktif banyak ketimbang yang non-produktif.
Kenyataannya justru terjadi sebaliknya Argentina gagal untuk membuat para warga produktif bekerja keras dan menghasilakan pertumbuhan.  Kesalahan kepada ketergantungan  yang tinggi pada minyak mentah sebagai pendorong perekoonmian.
Padahal sumber alam mereka kaya dengan litium tetapi tidak dioptimalkan dan tidak ada hilirisasi sehingga sumber daya alam itu tak bermanfaat sama sekali.