Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

QRIS Antarnegara Sistem Pembayaran ASEAN yang Integratif, Konektif, Mudah dan Efisien

30 Mei 2023   14:01 Diperbarui: 30 Mei 2023   14:03 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sekarang jajan di luar negeri pakai mata uang Rupiah bukan hanya sekedar angan-angan semata"


Wah rasanya  ngga ribet  lagi pergi ke luar negeri (negara-negara ASEAN, Thailand dan Malaysia) nggak perlu lagi bawa uang tunai dari negara tujuan.  Misalnya saya ingin ke Thailand, tak perlu lagi pergi ke Money Changer  untuk menukar/membeli Baht dari rupiah.  

Lalu sepulangnya dari Thailand, saya  tidak perlu lagi menukar Baht ke rupiah. 

Kurs jual beli uang asing yang fluktuatif  dalam bentuk tunai maupun kartu kredit  seringkali merugikan bagi kita baik sebagai turis maupun sebagai pelaku UMKM, belum lagi repotnya harus ke Money Changer.

Solusi  agar sistem pembayaran dari transaksi antar negara lebih mudah, efisien, murah dengan diresmikannya QRIS.

Bentuk pembayaran digital yang disebut dengan QRIS  atau QR Code cross Border. Quick Response  Code Cross Border merupakan sistem pembayaran digital standardisasi antara negara di ASEAN dengan menggunakan teknologi finansial dari perbankan yang tergabung dalam Penyedia Jasa Pelayanan .

Mengapa  QRIS Antarnegara jadi  andalan sistem pembayaran yang integratif dan konektif?

"ASEAN  Matters" memiliki makna  bahwa  Indonesia ingin mengangkat ASEAN sebagai bagian yang penting dan relevan baik sebagai negara di dalam Kawasan ASEAN juga bagi dunia. Peran strategis dan sentral sebagai motor penggerak perdamaian dan Kawasan.

Pada saat meeting pertama Para Menteri dan Gubernur Bank Sentral ASEAN yang diadakan pada tanggal 28-31 Maret 2023,  tonggak sejarah mengantarkan Indonesia untuk menjadi Tuan rumah atau keketuaan kelima kali sebagai Ketua ASEAN di 1976, 1996, 2003, 2011 dan 2023.

 10 anggota ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapore, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja)  pada tahun 2021 dan ditambah 1 yaitu Timor Leste di tahun 2022.

Misi terbesar dari keberhasilan Indonesia sebagai Keketuaan ASEAN diantaranya adalah   untuk mendorong kemajuan ASEAN, membumikan kerja sama antarnegara dan mitra secara konkrit, bahkan memikirkan kerja sama  ekonomi yang terbaik bagi UMKM di seluruh negara ASEAN.

 Pada KTT yang pertama , Bali Concord I dibentuk ASEAN Sekretariat dengan kerja sama di bidang politik,ekonomi, sosial budaya, penerangan dan keamanan. Pada Bali Concord II  berhasil dengan konsep komunitas ASEAN dengan tiga pilar.   Pada Bali Concord III disetujui peta jalan Masyarakat ASEAN (MEA) pada tahun 2015 dengan 3 pilar pada bidang politik,keamanan, Kawasan, pengembangan  Ekonomi.

Tema yang telah kita kenal yaitu "ASEAN MATTERS" bukan sekedar slogan saja,  Indonesia ingin memperkuat  posisi ASEAN jadi Kawasan ekonomi yang tumbuh cepat, inklusif dan berkelanjutan dalam hadapi tantangan 20 tahun ke depan. 

Apabila semua anggota ASEAN saling memperkuat Kerjasama dalam bidang ekonomi dan mengintegrasikan sistem pembayarannya maka Indonesia dianggap berperan sebagai ketua ASEAN.   

Tahun 2023 paska Covid-19, ketika perekonomian global masih menunjukkan pelemahan karena adanya bayang-bayang ketidakpastian akibat perang Rusia-Ukraina,  ASEAN perlu mengambil langkah kolektif untuk perkuat kolaborasi .

Penguatan itu dituangkan dalam kerja sama dalam 3 kerangka 3 Priority  Economic Deliverables (PEDs) .  

Dalam salah satu 3 pilar itu adalah memastikan pertumbuhan ekonomi, mitigasi risiko inflasi, volatilitas aliran modal.

ASEAN membahas secara sistematis untuk implementasi IMF, Integrated Policy Framework ( dan BI Makro-Financial Stability (MFSF).

ASEAN akan gunakan uang lokal atau disebut Local Currency Transaction (LCT). Melalui kebijakan makroprudensial dan integrasi perbankan agar dapat tingkatkan stabilitas makroekonomi dan keuangan ASEAN.

Digital ekonomi di antara anggota ASEAN perlu ditingkatkan dengan dengan meningkatkan kapasitas masing-masing dengan edukasi finansial secara nasional dan meningkatkan interkonektivitas sistem pembayaran regional.

Bank Indonesia bekerja sama dengan  Bank of Thailand dan Bank Negara Malaysia

sumber:  BI.go.id
sumber:  BI.go.id

Bank Indonesia membangun kerja sama dengan Bank Sentral empat negara ASEAN yaitu Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT) untuk sistem pembayaran yang lebih cepat, transparan dan inklusif.

Membangun sistem pembayaran yang terintegratif  antar negara tidaklah sulit bagi Indonesia karena Bank Indonesia telah berpengalaman dalam penyelenggaraan QRIS sebagai sistem pembayaran dimana berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem  Pembayaran (PJSP) dikembangkan oleh semua sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia.

sumber: ekonomimikro.com  
sumber: ekonomimikro.com  

Bank Indonesia dalam  kerja sama dengan Bank of Thailand (BoT) tentang pembayaran  QR Code  lintas negara (Cross Border QR payment linkage).

Dengan fase uji coba  telah dilakukan dan selanjutnya masuk ke fase implementasi yang melibatkan 76 penyedia jasa sistem pembayaran dari kedua negara.

Keberhasilan ini membuat setiap warga di dua negara yaitu Indonesia dan Thailand dapat gunakan aplikasi pembayaran pada gawainya dengan memindai QR Codes dan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standar)  saat lakukan pembayaran di merchant.

Setelah pembayaran dilakukan di merchant,  penyelesaian pembayaran dilakukan Local Currency Settlement pada hari yang sama dengan menggunakan mata uang asal dari pembeli.

sumber: finansial.bisnis.com
sumber: finansial.bisnis.com

Pembayaran yang sangat lancar adalah  bagian dari kerja sama dari ASEAN Payment Connectivity Initiative dan hasilnya adalah sistem pembayaran yang sangat efisien, mudah dan efisien .  

 Pembayaran lintas negara yang inklusif sehingga masing-masing pelaku tidak lagi harus berpikir tentang kurs yang berlaku karena dalam QR Code sudah ada kurs yang ditetapkan oleh Bank Sentral setempat (misalnya seorang Indonesia bayar merchant di Thailand, maka penetapan kurs Indonesia terhadap Baht sudah ditetapkan oleh Bank sentral di Thailand.

Sistem pembayaran yang diintegrasikan dengan fast payment sistem di kedua negara,   Indonesia gunakan BI-FAST dan Thailand 's Prompt Pay,   70 juta pengguna telah merasakan manfaatnya.

sumber:  katadata.com
sumber:  katadata.com

Tidak berhenti di Thailand saja , Bank Indonesia memperluas kerja sama QRIS antar negara dengan Bank negara Malaysia (BNM).  

Setelah diadakan uji coba interkoneksi pembayaran antara negara gunakan QR Code, maka pembayaran QRIS (QR Code Indonesian Standar) atau QR Code Pembayaran Malaysia, DuitNow.   Selesai uji coba pada kuartal ketiga tahun 2022, akan diperluas dengan pengiriman uang antara negara secara real-time antara Indonesia dan Malaysia

Sama halnya dengan QRIS dengan Thailand,  QRIS dengan Malaysia pun dilakukan secara digital dengan settlement menggunakan Local Currency Settlement (LCS). 

Apa manfaat QRIS Kode Lintas Negara?

Manfaat pembayaran QRIS  ini sangat mudah,cepat, efisien dan real time .  Otomatis dengan kualitas sistem pembayaran yang cukup baik kualitasnya, koneksi digital yang kuat, maka sistem pembayaran ini akan memperkuat ekonomi dari para merchant, UMKM dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi secara nasional akan  meningkat.

Peran dan kontribusiku terhadap sistem pembayaran  QRIS Antarnegara

Bulan Februari 2023 yang lalu, saya berobat ke Penang.  Saat itu saya masih menggunakan pembayaran dengan kartu kredit dan tunai untuk Malaysian Ringgit.

Untuk pengobatan di Rumah Sakit dan Hostel  masih belum ada QRIS Antarnegara dan hanya menerima kartu kredit.  Ruginya ada perbedaan kurs  beli yang saya harus saya bayar dibandingkan kurs beli normal di perbankan. 

Namun, saya tak pantang menyerah, saya akan berusaha gunakan QRIS  Antarnegara ketika saya akan cek kesehatan pada bulan Agustus 2023 mendatang.

 Penggunaan QRIS Antarnegara  yang telah diimplementasikan, perlu dicermati dan dievaluasi dari segi penggunaanya .  

Cara mencermati dan mengevaluasinya adalah dengan mengadakan mini survey kepada semua lingkungan yang telah menggunakan QRIS Antarnegara. 

Inilah pertanyaan yang saya ajukan  dalam  survey mini, klik  ini : 

Jangkauan survei  saya cukup luas, melalui media sosial (Facebook, Instagram, Twitter), email maupun Whatsapplication Group. Namun, setelah berjuang keras untuk mendapatkan responden yang cukup besar, hasilnya saya menerima 7 responden yang benar-benar telah menggunakan QRIS Kode Lintas Negara baik di Malaysia sebesar  42.90%  maupun 57.10% menggunakan di Thailand.

Dengan hanya 7 responden tentu jawaban dari mini survei ini tidak mempresentasikan kondisi nyata dari seluruh kelompok pengguna  QRIS Antarnegara . 

Pertanyaan berikutnya, tujuan penggunaan QRIS Antarnegara adalah  71.40% untuk kuliner dan  28.60% untuk  pariwisata  (hotel, tempat untuk wisata, transportasi).  Belum ada untuk sektor kesehatan.

Responden menggunakan  QRIS melalui  Aplikasi BCA (71.40%)  dan Aplikasi Bank Mandiri (28.60%).

Pengalaman responden saat menggunakan QRIS Antarnegara  mengatakan 85.70% mudah dan 14.30% sulit. Sayangnya  responden tidak berikan  penjelasan alasan  kesulitannya.

Di kedua negara yaitu Thailand dan Malaysia, merchant telah bersedia menerima pembayaran QRIS Antarnegara dan dijawab hampir 100%.

Menurut para responden pengalaman penggunaan QR Antarnegara itu adalah 85,70% merasa puas dan 14.30% tidak merasa puas.   Bagi yang merasa tidak puas tidak ada penjelasan sama sekali.  

Ada feedback yang saya terima adalah kelemahan di pihak Merchant yang nakal. Ketika pengguna membayar melalui QRIS,oleh Merchant dikatakan bahwa dana tidak diterima, sehingga pengguna harus membayar sekali lagi dengan tunai. Namun, ketika pengguna pulang ke Indonesia ternyata di rekeningnya terdebet dua kali.

QRIS Antarnegara harus terus dikembangkan hingga ke semua negara ASEAN, bukan hanya Thailand dan Malaysia saja.   Singapore dan Phillipina perlu diuji coba dan diimplementasikan.  Sektor merchant perlu diperluas hingga sektor kesehatan.  Saya mendapat kabar dari Rumah Sakit tempat saya berobat di Penang, sampai saat ini belum adanya sosialisasi tentang QRIS Antarnegara.

 Pengembangan  QRIS Antarnegara ke seluruh negara ASEAN akan menjadi bagian dari sistem pembayaran yang sifatnya membangun konektivitas dan integratif .  Tujuan akhirnya membangun ekonomi warga  maupun nasional yang makin kuat dan solid dan bertumbuh di Kawasan ASEAN mampu menjawab tantangan ekonomi di masa depan.

Sumber referensi:

  • ASEAN Indonesia 2023:   bi.go.id
  • Indonesia dan Thailand meresmikan implementasi Pembayaran Kode QR Lintas Negara: bi.go.id
  • QRIS Antarnegara: Jajan di Luar Negeri Bisa Pake Rupiah:   bi.go.id.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun