Baca juga:Â Â Mudik Bersama Anak dengan Aman dan Nyaman
Pengalaman kedua adalah tentang keloid . Saya penderita keloid yang tak kunjung sembuh.  Hampir 7 dokter dari tiga  rumah sakit selama tiga tahun sudah saya kunjungi.  Dua dokter terakhir adalah jadi langganan saya karena saya harus suntik tiap bulan .Â
Begitu suntik selesai, esok harinya rasa gatal dan timbul luka baru di sebelah keloid yang disuntik, saya oleskan obat yang dibeirkan dokter itu , tak ada kesembuhan sama sekali.
Sedikitnya pengalaman buruk yang saya alami saat bertemu dokter-dokter kulit ini adalah saya harus menunggu hampir 1-2 jam meskipun appointment sudah dibuat. Â Lalu untuk penjelasan pun tidak memuaskan, keloid ini tidak bisa sembuh dan harus diteirma dengan damai dan letaknya keloid ini membuat tidak dapat sembuh karena pusat dari Gerakan.
Untuk kedua kalinya saya terpaksa minta bantuan kepada perwakilan Rumah sakit IH, Penang di Jakarta untuk membuat appointment.
Singkatnya saya sudah bertemu dengan dokter kulit dengan  degree yang cukup banyak, MD dari USM, MRCP dari UK, Dip.Derm dari Glasg, Dip STD (CORTISAL) Adv MMed dari UKM, FRCP dari Edin, FCPAMM tapi sangat "humble".  Kompetensinya ditunjukkan dengan pengalaman menangani pasien mulai dari penjelasan apa yang terjadi dengan keloid saya. Lalu beliau suntik 4 dosis lebih besar dengan teknik jarum halus.  Itu pun dijelaskan dengan baik.  Saya bilang, saya perlu obat gatal. Lalu beliau resepkan.Â
Pengalaman terakhir ini juga memuaskan saya untuk pengobatan dari segi kompetensi dokter dan fasilitas rumah sakit yang cepat penanganannya.
Setiap orang yang berburu Kesehatan ke luar negeri pasti punya alasan spesifik tentang kondisi fasilitas dan tenaga medis di Indonesia.
Secara umum, mereka pasti melihat kelemahan-kelemahan yang harus diperbaiki untuk mutu, komptensi, tenaga medis serta infrastruktur kualitas pengobatan di Indonesia.
Beberapa kelemahan fasilitas kesehatan :
1. Pemerataan kualitas tim nonmedis, paramedis dan medis tidak sama di tingkat Rumah Sakit dengan standar yang sama. Â Mereka yang terlibat dalam pelayanan Kesehatan harus menjadi satu tim yang punya visi kuat melayani orang sakit. Â Mereka seharusnya punya standar terbaik sehingga partner dokter dan dokter melayani terbaik untuk pasien. Â
2. Aksesbilitas:  tidak mudahnya  untuk mendapatkan layanan Kesehatan karena adanya system rujukan untuk pasien BPJS dan ada skala prioritas antara pasien BPJS dan pasien asuransi dan membayar sendiri.