Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Skywalk Kebayoran Lama, Integrasi Penyambung Dua Transportasi yang Inovatif

24 Februari 2023   17:42 Diperbarui: 23 April 2023   16:54 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skywalk Kebayoran Lama-Dokumentasi pribadi

Sejak diresmikan Skywalk Kebayoran di Kebayoran Lama, oleh Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pada tanggal 27 Januari 2023, saya belum pernah menjajalnya.

Begitu diresmikan ternyata sempat membuat panik orang yang berada di atas jembatan itu. Kehadiran puluhan orang baik itu petugas, awak media dan sejumlah orang yang ingin lewat ternyata dibuat heboh karena jembatan goyang.

Dalam peresmian itu Bapak Heru mengatakan agar jembatan ini digunakan oleh masyarakat dengan bijak. Kepada Pemerintah Kota Jakarta Selatan agar menjaga keamanan Skywalk tersebut.

Skywalk penghubung antara fasilitas KRL menuju ke TransJakarta

Saya baru mendapatkan kesempatan untuk menjajal Skywalk Kebayoran hari Rabu tanggal 22 Februari yang lalu. 

Dari stasiun Pondok Ranji, saya berhenti di stasiun Kebayoran. Lalu saya naik tangga ke atas. Setelah di atas, saya mencoba mencari di mana Skywalk. 

Berhubung hujan keras di luar, saya tak menemukan petugas maupun orang yang lalu lalang, keadaan cukup sepi. Jadi saya berpikir saya harus ke luar dulu menuju area exit.

Begitu saya ke luar, saya kaget kenapa kok ke luar menuju keluar ke jalan yang lama (tempat pertemuan ojek online).

Jadi saya kembali masuk lagi dengan gate  tap in lalu baru bertemu seorang petugas. Saya menanyakan di mana Skywalk. Lalu petugas mengatakan, "Di ujung timur ada tulisan Busway, masuk di situ bu."

Gate Tap In Skywalk dari arah KRL -Dokumentasi pribadi
Gate Tap In Skywalk dari arah KRL -Dokumentasi pribadi

Tujuan saya adalah Apartemen Pakubowono View, jadi menurut teman saya, saya harus masuk dekat halte Transjakarta.

Begitu saya melihat papan nama Transjakarta, Jl. Arteri Pondok Indah, Jl. Kyai Maja/Kebayoran Baru, barulah saya berani masuk.

Saya harus "tap in" sekali lagi kartu. Hal inilah yang jadi masalah dan complain bagi banyak warga karena dianggapnya lewat Skywalk kenapa kok harus bayar Rp 3.500 lagi. Bukankah Skywalk itu seperti Jembatan Penyeberangan orang (JPO) yang seharusnya tidak perlu membayar lagi.

Tetapi hal ini disanggah oleh Penyelenggara TransJakarta sebagai pengelola, bahwa Skywalk Kebayoran bukanlah suatu JPO pada umumnya, Skywalk Kebayoran Lama merupakan integrasi TransJakarta dengan KRL. Jadi bagi yang orang yang bukan penumpang TransJakarta harus membayarnya. Masalahnya adalah bagaimana membedakan orang yang bukan penumpang TransJakarta dan sekedar lewat saja. 

Baca juga:  Tren Fashion 2023 untuk Sambut Lebaran

Kabarnya TransJakarta akan menempatkan orang di tempat "tap ini" untuk memastikan mereka itu benar-benar penumpang bukan asal lewat saja.

Skywalk Kebayoran Lama-Dokumentasi pribadi
Skywalk Kebayoran Lama-Dokumentasi pribadi

Saya sudah memasuki area Skywalk, sepanjang sekitar 500 meter, warna kayu dengan dominasi warna oranye cerah, dengan kerangka besi penopang dan lantai kayu berwarna coklat.

Di sisi kiri dan kanan jalan ada pembatas besi jarring-jaring pengaman, juga sekaligus sirkulasi udara bagi pejalan kaki.

Atapnya sangat rapi dengan lampu putih disusun berjajar mengikuti panjang skywalk.

Berhubung hujan deras, orang yang masuk ke Skywalk agak sepi sekali. Jadi saya bisa berjalan santai, hanya sekitar 10 menit sembari menikmati udara segar.

Ketika ada pertigaan itu, saya yang agak bingung tidak ada sign board, ke kiri atau lurus. Saya bertanya kepada petugas yang sedang berjalan, "Saya mau ke Arteri Pondok Indah, belik kiri atau yang lurus?" 

"Ke kiri, kalau lurus itu ke Halte Velbak," katanya.

Turun ke bawah saya sudah terhubung di bagian TransJakarta, di bagian kiri yang menuju ke Harmoni, dan di sebelah kanan yang menuju ke Lebak Buluk.

Saya menunggu TransJakarta yang perlu hanya 1 stop saja sangat lama sekali (hampir 20 menit), akhirnya saya ke luar "tap out" untuk mencari kendaraan lain d menuju ke tempat Apartemen Pakubowono.

Itulah sekelumit pengalaman menjajal Skywalk Kebayoran yang perlu diperbaiki tentang biaya yang dikeluhkan oleh para warga yang dikenakan biaya lagi sebesar Rp 3.500 jika memang dia penumpang TransJakarta akan melanjutkan dengan KRL. 

Saya sebenarnya ingin menumpang TransJakarta, terpaksa mencari kendaraan lain karena jadwal TransJakarta tidak ada sehingga sulit menentukan waktunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun