Cara peribadatan dengan memakai hio . Hio memiliki arti "harum"
Makna dari hio adalah perjalanan suci yang dimulai dengan adanya kesatuan hati seseorang yang membakar. Membakar hati seseorang melalui serangkain keharuman dupa.
Membawa 3 batang dari rangkaian doa untuk menghadap kepada "Tian"(Tuhan Yang Maha Esa), para nabi dan para suciawan (Dewa dan dewi).
Setelah berdoa di setiap sudut ruangan , di sesi terakhir menggunakan kertas kuning . Kertas kuning dibawakan setelah selesai berdoa. Tujuannya adalah bentuk pengantara sujud doa -- doa kepada para suciawan (dewa dan dewi).
Tempat peribadatan utama:
Tempat peribadatan utama ke hadirat Tuhan "Tian" dan penghormatan kepada leluhur yang sering disebut "KEng Thian Cu Cu" Tempat untuk menancap hio disebut "Thian Sin Lou" di posisi paling depan dari vihara yang menghadap keluar dan mengarah ke langit.
Semua benda yang divisualisasikan di Vihara selalu berkaitan dengan "Ji" artinya Agama Konghucu "Too", ajaran "Taoisime dan "Sek" arti agama Buddha.
Sejarah membuktikan bahwa keBhinekaan Indonesia tak lepas dari kekayaan budaya yang begitu banyak dan sangat pluralisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H