Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Historis Vihara Boen Tek Bio, Cagar Budaya Warisan Etnis Tionghoa di Tangerang

17 Januari 2023   15:29 Diperbarui: 17 Januari 2023   15:48 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama di depan Sungai Cisadane - dokumen pribadi

RUmah Sarang Walet. Sumber Dokpri
RUmah Sarang Walet. Sumber Dokpri

Inilah gang tempat pecinan China Tangerang. Ada dua bangunan bersejarah yaitu Rumah Penulis Oey K.T. , seorang penulis cerita silat berambung "Sioe Tay Gin Piauw",  Rumah Walet, penjual makanan Imlek mulai dari lapis legit, kue keranjang sampai jual kertas angpau.  Sebelum ke luar dari pecinan , ada Museum  BentengHeritage yang layak dikunjungi.

Museum Benteng Heritage-dokpri
Museum Benteng Heritage-dokpri

Jejak Geohistoria Vihara Boen Tek Bio

Vihara Boen Tek BIo  -  Dok pri
Vihara Boen Tek BIo  -  Dok pri

Sejak ribuan yang lalu, tepatnya tahun 1684 , sebuah kelenteng atau vihara Boen Tek Bio, Terletak di Jalan Bhakti No.14 ,Kelurahan Sukasari. Vihara Ben Tek Bio tidak terlepas dari histori sejarah keberadaan orang Tionghoa yang menetap di Tangerang. MEskipun tidak diketahui secara persis kapan pertama kali ke Tangerang.

Dalam sejarah Sunda dengan judul "The Layang Parahyangan" diceritakan mengenai kedatangan orang Tionghoa ke daerah Tangerang. Mereka mendarat di Kawasan Teluk Taga dari rombongan Tjen Tjie Lung (Halung) di sungai Cisadane pada 1407, saat itu merupakan tempat pemerintahan Sanghyang Anggalarang dari kerajaan Pajajaran.

Perahu rombongan Halung terdampar dan alami kerusakan yang parah sehingga kehabisan perbekalan makanan dan minum yang dibawa . Awalnya daerah yang dituju adalah Jakarta yang disebut dengan "Jayakarta". Di dalam rombongan Halung membawa 9 gadis cantik dipersunting oleh prajurit Sanghyang Anggalarang. Sementara para pria diminta untuk menikah dengan penduduk setempat. Hasil pernikahan ini yang disebut dengan peranakan Tionghoa. Mereka membuka Kawasan baru di sebut "Tang Lang" .

Perkembangannya mereka mencari lahan baru, Pasar Lama, Pasar Baru dan Serpong. Di Pasar Lama inilah didirikan Kelenteng Boen Tek Bio yang tempatnya berhimpitan dengan perkampung sekitarnya. Ada dua kelenteng tua lainnya yaitu Boen San Bio dan Boen Hay Bio. Ketiga klenteng ini tidak dapat melepaskan diri satu dengan lainnya karena secara vertikal terbentuknya secara bersamaan mulai dari Boen San Bio -- Boen Tek Bio -- Boen Hay Bio.

Vihara Padumuttara - Sumber Dokpri
Vihara Padumuttara - Sumber Dokpri

Masing-masing punya makna yang sangat berarti, Boen San Bio artinya setinggi gunung, Boen Hay Bio artinya seluas lautan, dan Boen Tek Bio penyeimbang antara setinggi gunung dan seluas lautan.

Arsitekturnya telah dilakukan oleh ahli dari TIongkok bertepatan tahun Naga saat itu. Arsitek dan pekerja didatangkan dari Tiongkok supaya hasil renovasi i merefleksikan budaya dan sifat Tiongkok yang murni,.

  • Tahun 1684 didirikan oleh para pedagang di perkampungan PEtak Sembilan secara gotong royong, masih sangat sederhana, bentuknya terbuat dari tiang bambu dan beratap rumbia.
  • Tahun 1884 renovasi pertama bagian Gedung tenah altar utama tempat pendopo Dewi Kwan Im bersemayam. Inilah yang mendatangkan ahli dari TIongkok
  • Tahun 1856 berlangsung renovasi , terdapat 3 dewa dan 1 dewi yang dipindahkan dari aula pendopo ke Vihara BBoen San Bio.
  • Tahun 1875 renovasi kembali dengan menambahkan bagian sayap kiri dan bagian sayap kanan.
  • Tahun 1904 menambahkan ornamen- ornamen Klenteng dan tiang dekorasi naga di depan altar utama pendopo Dewi Kwan Im. Bagian belakang ditambahkan ornamen "pintu merah".

Cara pemujaan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun