Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Apakah Cinta itu Sederhana? Kapan Siap Menikah

11 Desember 2022   18:18 Diperbarui: 11 Desember 2022   18:21 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang sedang tren minggu ini, pernikahan Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono.  Foto dan tema artikel diambil sesuai tren minggu ini yang sedang "hot".  Keduanya sudah diikat menjadi suami-istri setelah ijab Qobul pada hari Sabtu yang lalu.

Ngomongin cinta antara sepasang kekasih yang baru menikah, pasti kita kembali mempertanyakan apakah sebenarnya cinta itu dibutuhkan untuk sampai ke jenjang pernikahan?

Sederhananya, meskipun pernikahan itu disebut dengan sakral dalam hidup manusia, tapi yang selalu bertanya cinta yang bagaimana untuk bisa menikah? Apakah kita sudah siap nikah?

Wow, segudang pertanyaannya yach. Satu persatu kita bahas dulu yach, mulai dengan kata  cinta .

Apakah cinta itu sederhana?

Sebenarnya ada beberapa 10 jenis tipe cinta menurut mitos Yunani.  Namun, setelah disederhanakan kita hanya membagi cinta menjadi 3 kategori saja. Cinta persahabatan, cinta pada orang yang terpenting dan cinta kekeluargaan.  

Cinta persahabatan itu bukan sekedar ngobrol datar begitu saja. Apa kabar? Baik, sehat. Lalu dijawab dengan jawan yang sama, baik, sehat.  Deep talk merupakan dasar dari cinta persahabatan. Kita bisa bicara secara dalam tentang harapan, kekecewaan dan kegembiraan bersama sahabat kita. Menyangkut segala perasaan yang sangat hadir dalam diri kita.

Cinta karena ada memory yang menyenangkan, kita mengingat bagaimana persahabatan kita dimulai 30 tahun yang lalu dengan cara yang sangat "lugu", pergi kemana-mana mencari kendaraan umum dengan uang yang selalu terbatas.

Cinta pada pada orang yang terpenting

Nach yang ini adalah cinta pada lawan jenis, misalnya kita seorang perempuan, jatuh cinta kepada lawan jenis, lelaki, atau jika kita seorang lelaki, jatuh cinta kepada lawan jenis perempuan.

Cinta kepada orang yang terpenting biasanya adalah cinta yang timbal balik karena punya komitmen ingin membangun rumah tangga bersama.  

Ada unsur lainnya mengapa jatuh cinta kepada lawan jenis karena melihat fisiknya , dalam bahasa Yunani disebut dengan Eros.  Mungkin melihat paras yang cantik dan body yang bagus (padat atau slim).

Unsur yang lainnya adalah kekagumanan atau playful. Dalam bahasa Yunani disebut dengan Ludus.  Kekaguman karena inteligesia, kekaguman karena ketenaran, kekaguman karena kehebatan dalam bidang tertentu.

Kembali kepada cinta kepada orang yang terpenting, pasti ada tujuan untuk membentuk keluarga.  Ada yang mengatakan untuk bisa membentuk keluarga keduanya harus mature (matang).  Matang bukan karena usia untuk menikah.  Memang dalam Undang-undang disebutukan bahwa kematangan menikah untuk laki maupun perempuan harus menginjak usia 19 tahun.

Tapi usia bukan jadi ukuran semata-mata untuk menikah. Buktinya banyak yang menikah di usia muda sementara yng belum mendapatkan jodoh, usia sudah lebih dari 30 tahun belum juga menikah.

Jadi kesiapan menikah bukan sekedar usia saja. Tapia da unsur-unsur seperti budaya, agama, hukum dan persetujuan hidup bersama.

Persetujuan hidup bersama ini bukan sembarang janji loh.  Hidup bersama jika tidak mengandung komitmen tinggi percuma saja.  Juga persetujuan bersama mengandung konsekuensi dan tanggung jawab.

Pemaksaan menikah untuk seseorang yang belum dewasa untuk memiliki segudang tanggung jawab akan membuat pernikahan mendapatkan banyak masalah.

Lalu bagaimana kita siap menikah?

  • Tidak mencari kesempurnaan

Mencari kesempurnaan untuk pasangan hidup adalah bagaimanan mencari berlian dalam lautan. Ada ungkapan mengatakan "menerima ketidaksempurnaan" untuk bisa melengkapi kelemahan.

Patut dipahami bagai mereka yang terus mencari kesempurnaan bahwa di dunia tidak ada orang yang sempurna 100%. Setiap pasangan pasti punya keunikan dan punya karakater yang berbeda satu dengan yang lainnya, karakter dan perilaku yang saling menjengkelkan dan kadang tidak rasional.

Memahami perbedaan pendapat dan pemikiran dalam suatu pernikahan itu suatu perjuangan yang hebat.  Menerima orang lain yang tidak sempurna karena kita sendiri bukan orang yang sempurna.

Jika ada suatu konflik atau masalah, kita harus menyelesaikan dengan kepala dingin.  Penting bahwa suami istri memiliki sifat kedewasaan dan kebijaksanaan dalam suatu pernikahan.

  • Berhenti menjadi seseorang yang ingin selalu dipahami

Adalah suatu kesalahan apabila kita punya pemahaman bahwa akan  ada orang yang bisa memahami apa yang kita katakan atau rasakan.   Tidak demikian mudah yach.  Kita perlu komunikasi yang baik antara kedua belih pihak.

Dalam sebuah pernikahan jangan berpendapat saya menang, dia kalah.  Sama sekali bukan ada yang menang atau ada yang kalah.  Hal ini akan membuat kita jadi rumit.

Bagi calon pasangan pengantin harus mengerti, memahami atas latar belakang pasangan dan relasi dengan keluarga besar, agama , lingkungan sekitar.  Semua faktor itu mempengaruhi pola hidup baru dalam sebuah pernikahan.

  • Siap mencintai bukan dicintai

Ada pendapat dari para perempuan yang akan menikah lebih baik dicintai ketimbang mencintai.  Sebenarnya bukan hanya bagi perempuan saja, tetapi bagi lelaki hal ini juga berlaku.

Dasar dari suatu cinta seperti yang dikatakan di atas, kita mencintai lebih dulu orang yang ingin jadi pasangan kita karena kita ingin pasangan juga mencintai kita.  Hubungan yang selalu timbal balik bukan hanya searah saja.

Konsep mencintai di sini bukan sesuatu yang mahal, harus memberikan mobil yang modern, rumah yang mewah, memanjakan untuk berlibur di suatu tempat yang luxiours.   Secara sederhana saja, kita mencintai karena kita paham dia punya karakter dan nilai-nilai dasar yang sama, sehingga mampu untuk membangun rumah tangga dan mampu untuk mencintai anak-anak yang dilahirkan.

  • Hubungan intim dan cinta adalah sesuatu yang berbeda

Apabila secara agama dan negara kita sudah menjadi sah sebagai suami istri maka hubungan intin pun diperbolehkan.  Namun perlu diingat bahwa hal ini bukan satu-satunya yang utama dan berbeda makna dengan cinta.

Hubungan sex adalah adanya unsur nafsu dan kebutuhan biologis yang harus dipenuh.  Sementara cinta dalam pernikahan meliputi  persahabatan, menikmati waktu bersama, berusaha saling mendukung satu dengan yang lain, dan tidak luntur cinta ketika masing-masing sudah menua.

Merawat dan memelihara cinta lebih besar maknanya  untuk bisa melestarikan keluarga yang bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun