Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kecewa Gagal Vaksin Booster Kedua Gara-Gara Tidak Adanya Informasi yang Jelas

4 Desember 2022   18:38 Diperbarui: 4 Desember 2022   18:48 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompas..com : Dinas Kesehatan Kabupaten Malang

Melihat kecenderungan fenomena Covid-19 varian baru, Omicron XBB. makin meningkat di Indonesia, kami (saya dan suami) makin gentar . 

Media lokal tidak memberikan berita yang gempar atau heboh adanya dampak dari penderita covid-19  seperti yang terjadi pada tahun 2021.  Justru  seperti adem ayem saja.

Sebaliknya , jika saya membaca media dari Amerika Serikat, ternyata  85% penderita covid-19 yang meninggal itu adalah mereka yang berusia di atas 60 tahun keatas.  Penyebabnya mereka tidak pernah menggunakan masker dan tidak pernah vaksin.

Akhirnya, saya mencari informasi kapan vaksin booster kedua akan diadakan?   BEgitu saya mengunduh informasi tentang kapan jadwal vaksin booster kedua di aplikasi Peduli Lindungi, ternyata sudah dicantumkan jadwalnya pada tanggal 13 Juli 2022.

Namun, belum ada satu pos Kesehatan yang mengadakan vaksinasi booster kedua.   Nach seminggu yang lalu, kami dari RT 002 Desa Rengas mendapat informasi melalui RT kami bahwa hari Sabtu tanggal 3 Desember akan vaksin booster kedua bagi lansia.

Dalam pemberitahuan itu, tidak dijelaskan vaksin apa yagn diberikan dan apa ketentuan vaksin booster pertama.  Hanya diminta untuk membawa copy KTP dan aplikasi Peduli Lindungi saja.

Persiapan saya dan suami untuk vaksin memang serius banget.  Kami punya hipertensi, jadi kami ngga ingin gagal vaksin, harus diet ketat untuk makanan supaya tensi jangan naik. Selama seminggu kami jaga pola makan yang sehat dan minum obat teratur sekali.

Informasi yang lainnya yang kami terima adalah antrian untuk vaksin itu harus datang pagi hari jam 5 pagi, meskipun dokter dan perawat datangnya jam 8.00.  Hal ini disebabkan karena peminat vaksin banyak tapi persediaan terbatas hanya 50 orang saja.

Jumat malam kami tidur dengan cepat supaya pagi-pagi bisa bangun. Setelah bangun pukul 5.25, kami langsung bersiap menuju ke Puskesmas. Letaknya tidak jauh dari lokasi rumah, sekitar 10 menit saja.

Sambil berjalan santai, kami datang dan ternyata memang benar, antrian sudah cukup panjang. Bapak satpam penjaga Puskesmas, tidak mengerti bagaimana mengatasi dan membuat nomer antrian.  Ada pengunjung yang inisiatif untuk membuat list dari selembar kertas. 

Sekitar jam 6 pagi, list antrean sudah mencukup kuota  (50) dan langsung ditutup.  Begitu ditutup, kami mulai mendengar kabar satu persatu.  Dari teman suami yang datang terlambat itu memberi kabar bahwa dia sudah mencoba vaksin di sebuah mall, ternyata ditolak karena booster pertama , vaksin Pfizer  dan di tempat vaksin menyediakan Indovac.   Menurut ketentuan dari Kementrian Kesehatan tidak diperbolehkan.  Vaksin booster pertama Pfizer harus menggunakan Pfizer, Moderna, Astra Zeneca

Langsung, suami mencari sumber informasi yang akurat, dan ternyata benar bahwa menurut Keputusan Kementrian Kesehatan No. HK.1.07/Menkes/4638/2021 Dari Kementrian Kesehatan ditentukan untuk vaksin booster kedua ada ketentuan berikut ini (Lihat list terlampir).

TEpat jam 8.00 seorang dokter muncul dan memberikan pengumuman yang seperti telah kami baca dari Kementrian Kesehatan.

Kami (pengunjung yang telah datang dan menanti dari jam 5.30 ) itu complain keras mengapa hal itu tidak disampaikan kepada kami.  Dokter justru menyalahkan kepada kami mengapa tidak membaca ketentuan dari Pemerintah.

Kami langsung pulang ke rumah tanpa bisa vaksin booster kedua. Suami saya paling kecewa karena dia sudah berniat sungguh untuk vaksin booster kedua dengan super diet makanan.

Kesimpulannya Jika rata-rata vaksin booster kedua yang tersedia saat ini adalah Indovac maka padanan untuk bisas booster kedua adalah mereka yang vaksin booster pertama gunakan Sinovac.  Padahal kebanyakan booster pertama menggunakan Pfizer, Astra Zeneca . 

Kemenkes No HK02.02/C/5565/2022
Kemenkes No HK02.02/C/5565/2022

Bagaimana distribusi vaksin bisa kacau? Bahkan pemberitahuan atau sosialisasi tentang ketentuan booster vaksin kedua pun tidak sampai kepada tenaga Kesehatan dan kami sebagai orang yang akan divaksin.

Sekarang , kami terpaksa mencari booster vaksin kedua di tempat Kesehatan yang memang menyediakan vaksin sesuai dengan kombinasi vaksin booster pertama.

puskemas Palmerah
puskemas Palmerah

Ada flyer tentang tempat Kesehatan yang menyediakan, tetapi saya belum mengkonfirmasinya.

Semoga masih ada kesempatan untuk booster vaksin kedua sesuai dengan kombinasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun