Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kejar Mengejar Kenaikan Fed Rate dan BI Rate, Apa Dampaknya bagi Kita?

25 Oktober 2022   14:18 Diperbarui: 31 Oktober 2022   15:47 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The Federal Reserve sebagai bank yang menentukan untuk penetapan suku bunga di Amerika Serikat, ternyata telah melakukan kenaikan tiga kali di tahun 2022.

Boleh dikatakan kenaikan tingkat suku bunga teraktif, sangat agresif sejak tahun 2005.

Sebagai pemegang kendali untuk kebijakan moneter, di bulan September untuk ketiga kalinya telah menaikkan hingga sebesar 0.75% sehingga mencapai 3.25%.

Proyeksi akan datang, the Fed masih akan menaikan dua kali sebesar 1.25% sebelum akhir tahun. Mencapai 4.25-4.5%. Artinya kesempatan the Fed dalam sisa meeting yang dua kali, mereka akan menaikkan 75 basis poin di bulan Nopember 50 basis poin di bulan Desember.Total kenaikan di akhir tahun akan mencapai 4.5-4.75% pada awal tahun.

The Fed pasti punya alasan kuat untuk menaikkan suku bunganya, salah satunya adalah mengendalikan inflasi yang belum bisa reda.

Bank Indonesia mengejar kenaikan suku bunga juga

Sementara, Indonesia pun tak mau kalah agresifnya dari The Fed, Bank Indonesia (BI). BI telah mengumumkan pada tanggal 20 Oktober 2022, kenaikan suku bunga acuan 50 basis points menjadi 4,75%, suku bunga deposit facility 50 bps menjadi 4% dan suku bunga lending sebesar 50 bps jadi 5,5%.

Apa penyebab Bank Indonesia menaikkan suku bunga?

Dari segi faktor eksternal, pertumbuhan ekonomi global yang melambat dengan tekanan inflasi yang tinggi dan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Makin kuatnya suku bunga yang dinaikkan oleh The Fed membuat tekanan Rupiah melemah.

Dari segi faktor internal, rupiah melemah dari 13 Oktober 2022, 15,357 hingga 24 Oktober 2022, 15,960. Bahkan, sempat menyentuh 16.000. Menguatnya US Dollar, membuat tekanan yang terus rupiah. Hal ini tidak terjadi untuk Indonesia saja, tetapi beberapa mata uang mata negara di Asia Tenggara, Won dan Yen dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun