Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kembalikan Marwah Pendidikan Perguruan Tinggi, Tinggalkan Korupsi

27 Agustus 2022   17:03 Diperbarui: 27 Agustus 2022   17:09 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otomatis biaya masuk perguruan tinggi lewat mandiri jauh lebih mahal ketimbang seleksi 1 dan 2.

Nach berapa besarnya itu ditentukan oleh panitia seleksi untuk bisa negosiasi dan tawar menawar karena alasan utamanya PTN akan gunakan dana ini untuk operasional PTN.  Bantuan operasional dari Pemerintah tak mencukupi.

Saya tidak keberatan dengan adanya jalur mandiri yang diutamakan untuk mereka yang tidak lulus dari test 1 dan 2 . Namun, bukan berarti uang masuk untuk masuk jalur mandiri ini jadi pintu masuk untuk korupsi dan makanan empuk untuk bisa menentukan harga setinggi-tingginya oleh panitia seleksi.  Hal ini sangatBrawan tawar menawar dan kadang-kadang tidak masuk akal harganya dan rawan untuk korupsi.

Harga masuk vs  nilai integritas yang harus dibayar

Saya telah bertemu dengan seorang kenalan dekat.  Ayahnya seorang dokter spesialis dengan gelar tambahan yang begitu mentereng.

Pengasuhan anak-anaknya diserahkan kepada istrinya.  Entah istri yang tidak mengetahui seluk beluk dari penerimaan seleksi di PTN yang banyak berjenjang atau hanya menggampangkan nanti anaknya pasti diterima.

Jadi ketiga anaknya bersekolah di sekolah internasional dimana beberapa kurikulum untuk test masuk SNMPTN dan SBMPTN tidak dikuasainya.

Akibatnya dia tak diterima melalui dua jalur di atas.  Namun, ayahnya tak bergeming untuk mengusahakan anaknya bisa masuk PTN dengan jalur mandiri. Dari segi dana, pasti ada karena ayahnya seorang dokter spesialis laris.

Apa sebabnya ayahnya tak menyetujui untuk masuk lewat jalur mandiri.  Dia melihat kemampuan anaknya ternyata tak sesuai dengan standar yang ditentukan oleh PTN.  Jika kemampuan tidak sepadan, tentunya tidak ingin memaksakan diri agar anak tetap bisa masuk dengan jalur mandiri. 

Uang bukan segala-galanya.  Ayahnya mengerti nilai kehidupan bukan ditentukan oleh "prestige" diterima di suatu PTN.  Tetapi nilai luhur adalah jika anak dapat belajar di suatu perguruan yang memang punya bidang yang disukai anak dan standar kemampuan anak memang sudah sesuai dengan kriterianya.

Tidak ada pemaksaan untuk anak harus masuk ke PTN.   Lebih baik memilih ke perguruan swasta yang memang punya seleksi yang berbeda standarnya.  

Tidak semua perguruan swast buruk, pilihlah yang punya akreditasi yang baik dan memang anak bisa diterima di sana.

Kasus korupsi di PTN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun