Saya sudah mendapat informasi dari kakak saya untuk membawa saja "handcary" yang bisa dimasukkan ke kabin. Jangan membawa koper yang dimasukkan ke bagasi. Â Hal ini untuk menghindari antrian panjang untuk pengambilan bagasi .
Sayangnya di Bandar Soeta, koper kecil saya yang berjumlah tiga (2 penumpang) tidak diperbolehkan masuk ke kabin, harus masuk ke bagasi.
Ternyata begitu saya tiba di Schipol antrian mengular panjang untuk imigrasi . Â Hampir 3 meter dan hanya 3 counter untuk pelayanan imigrasi. Â Beruntung proses imigrasi cepat, jadi sekitar 50 menit sudah selesai.
Nach begitu selesai, saya ke tempat pengambilan bagasi. Hampir sekitar 45 menit satu koper saya tidak muncul di ban berjalan. Heran dan kesal. Â Ternyata penumpang yang lain pun mulai gelisah ketika koper mereka taka da.
Setelah ada penumpang yang berteriak, muncullah salah satu  pegawai yang muncul memperbaiki salah satu koper yang "stuck" atau nyangkut membuat koper lain tak jalan.
Untuk kembali ke Indonesia, kami sudah mendapat email dari maskapai penerbangan untuk 4 jam sudah ada di Schipol. Â
Kami sudah standby 5 jam sebelum jam keberangkatan. Beruntung langsung ngantri di gate check-in yang belum dibuka (sejam sebelum dibuka). Ternyata antrian setelah kami datang, sangat panjang sekali.
Setelah check in, kami harus ke tempat pengecekan barang yang dibawa, di sini sekali lagi antrian panjang luar biasa hampir 1 jam kami harus antri.
Selesai itu, harus ke imigrasi, di sini antrian agak sepi karena counter dibagi banyak .
Total jam antrian mulai dari check ini hingga selesai sekitar 2 jam. Â Jika Anda datang terlambat, antrian makin panjang, dan kemungkinan untuk terlambat "boarding" bisa terjadi.