Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sarinah Masa Kini vs Sarinah Masa Lalu

17 Juli 2022   11:04 Diperbarui: 17 Juli 2022   11:07 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika Anda pernah mengunjungi Sarinah masa lalu,  ingatan kita adalah tempat pameran dagang yang kurang menarik  penampilannya. Produk yang digelar tanpa kemasan, dan tanpa design tampilan dari outlet yang cantik dan menarik.   

Tujuannya bukan untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya tetapi justru untuk tempat perdagangan antara penjual dan pembeli yang ingin bertransaksi.

Sesuai dengan cita-cita Presiden pertama kita, Presiden Soekarno,  pembangunan Sarinah pada 15 Agustus 1966,  departemen store hasil perjuangan rakyat untuk tempat transaksi dari rakyat untuk rakyat. Diharapkan kedatangan turis-turis asing untuk mencari barang-barang  dari semua pelosok Indonesia dapat ditemukan di Sarinah.   Kepentingan ekonomi jadi landasannya, bukan tempat sosialisasi.    

Bertahun-tahun wajah Sarinah tidak pernah berubah, baik penampilan interior , exteriornya, bahkan filosofi dari konsumen tak dipedulikan.

Perubahan, renovasi  yang kurang signifikan dilakukan  pada tahun 1970 dan 1980.   Setelah tahun 1980, wajah Sarinah yang pernah bersinar sebagai pusat transaksi sempat pudar.   Semakin berkurang minat orang untuk datang ke Sarinah. 

ALasannya tentu Sarinah bukan tempat yang menarik untuk sosialisasi maupun trading karena tempat penyajian yang tidak menarik sama sekali.

Sarinah masa kini

Pada tahun 2020  Sarinah ditutup sementara untuk renovasi besar-besaran. Pada tanggal 21 Maret 2022 Sarinah dibuka  "soft launching" dengan penampilan wajah yang baru. Secara resmi,  kemarin hari Kamis, tanggal 14 Juli 2022,  secara resmi Sarinah dibuka oleh Presiden Jokowi .

Renovasi Sarinah itu tak mengubah bentuk aslinya seperti yang pernah diresmikan oleh Presiden Soekarno tahun 1966. 

Namun, wajah penampilannya yang sangat menarik ketika mata memandang Sarinah baru adalah begitu terbukanya Sarinah tanpa pagar  besi.    Terlihat pepohonan yang rindang dan di sana -sini terlihat rumpun bunga, dilengkapi dengan tempat duduk di tempat area terbuka .  

Inilah magnet yang membuat tiap orang bahkan anak generasi milenial untuk menyukai Sarinah sebagai ruang public yang "welcome" dan mudah aksesnya.  Nuansa dan suasana tempat publik terbuka menikmati udara segar.  Banyak anak-anak muda yang duduk dengan leluasa di anak tangga teras depan untuk menemukan kreativitas di ruang komunitas.

Begitu saya memasuki Sarinah dari belakang ternyata tempat parkir mobil yang dulunya di bagian depan, sudah dipindahkan di bagian belakang.   Dengan tempat parkir yang cukup luas dan bertingkat, setiap harinya tempat parkir ini penuh dengan mobil .  

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Menariknya  penampilan background interior yang sangat cerah dilengkapi dengan lampu-lampu yang unik, juga penataan produk yang dipajang secara  langsung bisa dilihat (tanpa dimasukkan di kaca atau lemari). 

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Di lantai pertama , disuguhkan penampilan  seorang ibu yang sedang memproses batik dengan cantingnya yang lembut.   Suara alunan gamelan mengikuti proses pekerjaan pembatikan.

Museum kecil yang menggambarkan tulisan pertama dari Presiden Soekarno saat meresmikan Sarinah di tahun 1966 dan beberapa foto-foto perubahan renovasi wajah Sarinah di tahun 1970 dan 1980. 

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Sangat menariknya adalah relief  sejarah historis ekonomi rakyat Indonesia .Ternyata relief ini  jadi magnet pengunjung untuk selfi di depannya.  Sayang mereka tak memahami sejarah historis dibalik makna ekonomi rakyat dari relief tersebut.

Konsep yang diusung untuk Sarinah masa kini adalah shop and learn.  Belanja sambil belajar.   Kehadiran pengunjung setiap hari yang mencapai  40.000 orang dan hampir 5 juta selama 5 bulan terakhir menunjukkan bahwa warga memang antusias untuk mengunjungi destinasi wisata belanja yang lengkap ini.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Hampir semua UMKM mulai dari lantai satu hingga lantai 4  adalah UMKM yang menjual khusus produk Indonesia . Tidak ada barang impor, semua hasil karya anak bangsa . Bahkan untuk pizza dan beruger pun adalah brand lokal yang menyediakan makanan nusantara dan luar nusantara.

Tentunya kualitas yang ada di Sarinah masa kini kelasnya berbeda dengan masa lalu.   Beberapa fashion designer yang saya lihat dari Toraja Melo, Biyan dan beberapa yang lainnya membuktikan bahwa para designer Indonesia telah memasarkan produknya di gerai Sarinah .

Kerajinan tangan.  Sumber: dokpri
Kerajinan tangan.  Sumber: dokpri

Akhirnya, saya juga menemukan apa yang saya inginkan, kerajinan tangan produk Indonesia.  Kerajinan tangan Indonesia dari seluruh pelosok Indonesia mulai dari bahan kayu, gelas, kulit sampai pernak-perniknya ada di lantai 4.    Salut dengan penataannya yang sangat menarik dengan cahaya yang terang, membuat saya makin tertarik melihat produk kerajinan itu .

Di lantai 5 yang sedang ada penggarapan ada satu caf dan satu otlet yang bernama minyak Astiri.  Minyak Astiri adalah essential oil teridiri dari berbagai tumbuh-tumbuhan.   Minyak ini merupakan produk lokal yang sudah diproduksi di Solo ini.  Minyak astiri ini dapat dibuat berbagai kebutuhan hidup seperti aromaterapi, sabun, shampoo dan sanitizer.    Di sini pengunjung bisa belajar "blend" minyak untuk mendapatkan aroma yang tepat,  atau membeli yang sudah "custom".  

Sarinah baru, tempat edukasi, sosial, budaya, belanja dan komunikasi yang efektif untuk kita semua. Semoga kita bisa manfaatkan sesuai dengan fungsinya, bukan sekedar jalan-jalan atau cuci mata saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun